Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kunjungan wisatawan asing ke Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan tren penurunan pada Juli 2025.
Data awal pemerintah menunjukkan kunjungan menurun 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, melanjutkan pola yang hampir terjadi setiap bulan sejak Presiden Donald Trump menjabat untuk periode keduanya pada Januari lalu.
Wisatawan Waspada Karena Kebijakan dan Retorika Politik
Penurunan jumlah turis asing banyak dikaitkan dengan kebijakan tarif dagang, pengetatan imigrasi, serta retorika politik Trump. Beberapa wisatawan bahkan menyatakan rasa takut mereka.
“Semua orang takut, khawatir – terlalu banyak politik soal imigrasi,” kata Luise Francine, seorang turis asal Brasil di Washington DC, kepada Al Jazeera.
Menurut ekonom Ryan Bourne dari Cato Institute, penurunan ini erat kaitannya dengan perang dagang serta kekhawatiran wisatawan yang takut terseret dalam aturan imigrasi yang semakin ketat.
Baca Juga: Xi Jinping Dorong Tata Dunia Baru, Tantang Dominasi Amerika Serikat
Proyeksi Penurunan 8,2 Persen pada 2025
Lembaga riset pariwisata Tourism Economics memperkirakan AS akan mengalami penurunan 8,2 persen kedatangan wisatawan internasional sepanjang 2025. Angka ini sedikit membaik dari prediksi sebelumnya (9,4 persen), namun tetap jauh di bawah tingkat kunjungan sebelum pandemi COVID-19.
Perusahaan itu juga menyoroti bahwa data pemesanan tiket pesawat memperlihatkan perlambatan tajam perjalanan masuk ke AS sejak Mei hingga Juli, tren yang diperkirakan masih berlanjut.
Kanada dan China Catat Penurunan Tajam
Kunjungan dari Kanada, salah satu sumber wisatawan terbesar bagi AS, anjlok 25 persen pada 2025 dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade, lebih banyak warga AS yang berkendara ke Kanada dibanding sebaliknya, menurut Statistics Canada.
Sementara itu, kunjungan dari China turun hampir 14 persen, dan dari India berkurang 5,5 persen. Kedua negara ini sebelumnya menjadi penyumbang utama wisatawan ke AS, namun kini hubungannya dengan Washington memburuk akibat tarif tinggi, perang dagang, dan ketegangan geopolitik.
Sebaliknya, kunjungan dari Meksiko justru meningkat. Data pemerintah menunjukkan wisatawan dari Amerika Tengah naik 3 persen dan dari Amerika Selatan 0,7 persen, sementara dari Eropa Barat turun 2,3 persen.
Baca Juga: Trump: Amerika Serikat Akan 'Hancur' Tanpa Pemasukan dari Tarif Impor
Kebijakan Baru: “Visa Integrity Fee”
Mulai 1 Oktober 2025, pemerintah AS akan memberlakukan biaya tambahan baru bernama “visa integrity fee” sebesar US$250 untuk warga negara yang tidak termasuk dalam program bebas visa. Negara-negara terdampak antara lain Meksiko, Argentina, India, Brasil, dan China.
Dengan biaya baru ini, total biaya visa mencapai US$442, salah satu yang tertinggi di dunia menurut US Travel Association.
“Setiap hambatan yang kita tambahkan dalam proses perjalanan pasti akan mengurangi volume kunjungan,” ujar Gabe Rizzi, Presiden Altour, perusahaan manajemen perjalanan global.
Dampak Ekonomi: Belanja Wisatawan Asing Menurun
Menurut World Travel & Tourism Council (WTTC), belanja wisatawan asing di AS diperkirakan turun menjadi US$169 miliar pada 2025, lebih rendah dibanding US$181 miliar pada 2024.
WTTC bahkan menilai bahwa AS akan menjadi satu-satunya negara dari 184 negara yang diteliti yang mengalami penurunan pengeluaran wisatawan internasional tahun ini. Hal ini disebut sebagai indikator jelas bahwa daya tarik global AS sedang menurun.