kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.665   55,00   0,33%
  • IDX 8.239   86,15   1,06%
  • KOMPAS100 1.143   14,11   1,25%
  • LQ45 820   14,05   1,74%
  • ISSI 291   3,56   1,24%
  • IDX30 430   7,70   1,82%
  • IDXHIDIV20 489   7,60   1,58%
  • IDX80 127   2,08   1,66%
  • IDXV30 137   2,28   1,70%
  • IDXQ30 137   2,45   1,82%

Laba Tesla Turun Meski Penjualan Rekor Kuartal III 2025


Kamis, 23 Oktober 2025 / 08:30 WIB
Laba Tesla Turun Meski Penjualan Rekor Kuartal III 2025
ILUSTRASI. Tesla melaporkan pendapatan kuartal ketiga yang mencapai rekor pada Rabu (22/10/2025), melampaui perkiraan Wall Street. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Tesla melaporkan pendapatan kuartal ketiga yang mencapai rekor pada Rabu (22/10/2025), melampaui perkiraan Wall Street.

Didorong oleh penjualan kendaraan listrik (EV) tertinggi sepanjang kuartal saat pembeli di AS bergegas memanfaatkan kredit pajak penting sebelum berakhir bulan lalu.

Namun, laba Tesla gagal memenuhi ekspektasi analis, sebagian karena biaya tarif impor dan penelitian, serta menurunnya pendapatan dari kredit regulasi yang diperkirakan akan terus berkurang akibat legislasi terbaru pemerintahan Trump.

Baca Juga: Tesla Recall Hampir 13.000 Mobil Listrik karena Risiko Kehilangan Daya Baterai

Valuasi Tesla sebesar US$1,45 triliun sebagian besar mencerminkan spekulasi investor atas pivot CEO Elon Musk ke bidang robotika dan AI.

Sementara penjualan kendaraan tetap menjadi kunci stabilitas finansial perusahaan selama produk-produk baru dikembangkan. Saham Tesla yang berbasis di Austin, Texas, turun 4% pada perdagangan ekstensi.

Permintaan kendaraan Tesla dan pesaingnya diperkirakan akan turun sepanjang sisa tahun ini tanpa insentif pajak yang menjadi pendorong utama penjualan EV.

Selain berakhirnya kredit pajak dan menyusutnya penjualan kredit regulasi yang dibeli produsen mobil tradisional untuk menutupi kendaraan mereka yang polutif.

Tesla juga menghadapi tarif impor suku cadang mobil dari pemerintahan Trump, yang menurut Chief Financial Officer Vaibhav Taneja menelan biaya lebih dari US$400 juta pada kuartal tersebut.

Baca Juga: Mobil Listrik Murah Tesla Berpotensi Dongkrak Penjualan, Namun Tekan Keuntungan

Perusahaan EV ini juga melaporkan kenaikan 50% biaya operasional yang dipicu oleh proyek AI dan riset & pengembangan lainnya, termasuk peningkatan kompensasi berbasis saham. Taneja menyebut pengeluaran modal akan meningkat secara substansial pada 2026.

"Tesla memberikan berita baik dan buruk secara tepat untuk menenangkan penggemarnya sekaligus memberi cukup bukti bagi kritikusnya," kata Shawn Campbell, penasihat Camelthorn Investments.

"Laporan laba ini tidak akan mengubah pandangan siapa pun tentang Tesla."

Untuk mengantisipasi turunnya permintaan, Tesla meluncurkan varian "Standard" Model Y dan Model 3 dengan harga lebih rendah awal bulan ini, memangkas berbagai fitur premium dan dasar serta menurunkan harga sekitar US$5.000–US$5.500.

Meskipun diharapkan mendorong volume penjualan, analis memperingatkan langkah ini dapat menekan margin karena penghematan biaya per kendaraan mungkin tidak sepenuhnya menutup penurunan harga jual.

Baca Juga: Elon Musk Berjuang Kembalikan Paket Gaji Rp929 Triliun dari Tesla

Tesla menyatakan siap memulai produksi massal Cybercab robotaxi, truk Semi, dan baterai Megapack 3 pada 2026.

Bisnis energi Tesla juga menunjukkan kekuatan, termasuk peningkatan 81% dalam penyimpanan energi kuartal ini.

Sementara rencana robotika terus maju dengan produksi humanoid Optimus diharapkan mulai akhir 2026, kata Musk.

Pendapatan total Tesla pada kuartal ketiga mencapai US$28,1 miliar, melampaui perkiraan rata-rata analis $26,37 miliar, menurut data LSEG.

Laba per saham kuartal ini sebesar 50 sen, di bawah perkiraan 55 sen.

Kredit regulasi otomotif, yang dulu menjadi pendorong laba utama, turun menjadi $417 juta dari $739 juta tahun lalu dan $435 juta pada kuartal kedua.

Margin kotor tercatat 18%, dibandingkan perkiraan 17,5%. Margin kotor otomotif yang diawasi ketat, tanpa kredit regulasi, tercatat 15,4% versus perkiraan 15,6% dari 19 analis yang disurvei Visible Alpha.

Baca Juga: Penjualan Tesla Cybertruck Turun 38% pada 2025, Antusiasme Pasar Mulai Meredup

Tesla tidak memberikan proyeksi produksi tahunan penuh, namun Musk optimistis perusahaan bisa meningkatkan produksi berkat keyakinannya pada perangkat lunak self-driving.

Mengenai apakah peningkatan produksi akan membutuhkan insentif dan menekan margin, Musk memprediksi permintaan "gila" untuk Cybercab self-driving dan memastikan margin tidak akan dikorbankan.

Layanan robotaxi terbatas Tesla telah diluncurkan di Austin, Texas awal tahun ini, dan Musk memperkirakan robotaxi akan beroperasi tanpa sopir di banyak wilayah Austin tahun ini serta di delapan sampai sepuluh kota besar lain pada akhir tahun.

Wall Street memperkirakan pengiriman Tesla pada 2025 turun 8,5% karena berakhirnya kredit pajak, ketergantungan pada model lama dan persaingan yang meningkat.

Orientasi politik sayap kanan CEO Musk juga membuat beberapa calon pembeli enggan.

Meski begitu, banyak investor tetap percaya pada Musk. Nancy Tengler, CEO dan chief investment officer Laffer Tengler Investments, pemegang saham Tesla, tetap optimistis untuk tiga hingga lima tahun ke depan.

Baca Juga: Daftar Merek Mobil Listrik Terlaris di AS 2025: Tesla Kuasai Hampir 50% Pasar

"Saya kurang khawatir soal kuartal berikutnya," katanya.

"Situasinya memang rumit, sulit, penuh coba-coba. Tapi ini CEO yang gigih. Sejarah menunjukkan dia pasti akan mewujudkannya."

Selanjutnya: Laba Adhi Karya (ADHI) Anjlok 93,62% ke Rp 4,42 Miliar per Kuartal III 2025

Menarik Dibaca: Jadwal French Open 2025: 10 Wakil Indonesia Berlaga, Jojo Menuju Hattrick Juara


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×