Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan peluncuran itu menunjukkan ancaman yang ditimbulkan oleh senjata pemusnah massal dan program rudal balistik Korea Utara yang melanggar hukum, dan menyerukannya untuk terlibat dalam diplomasi.
"Ini provokatif," kata duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, dalam sebuah wawancara dengan ABC. Washington telah berulang kali menawarkan untuk mengadakan diskusi dengan Korea Utara tanpa prasyarat, katanya.
Rudal lebih besar
Tidak jelas apakah IRBM termasuk dalam moratorium Kim, tetapi hal itu memang belum diuji sejak 2017.
JCS Korea Selatan dan Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno secara terpisah mengatakan rudal tersebut diperkirakan bisa mencapai ketinggian 2.000 km (1.243 mil) dan terbang selama 30 menit hingga jarak 800 km. IRBM biasanya memiliki jangkauan 600 hingga 3.500 mil, sedangkan ICBM memiliki jangkauan melebihi 3.500 mil.
Baca Juga: Peluncuran Rudal Balistik oleh Pemerintah Korut Disesalkan Banyak Negara
Pakar rudal mengatakan data tersebut dapat mengindikasikan uji coba IRBM seperti Hwasong-12, yang terakhir diuji pada 2017, atau tipe baru.
“Terlepas dari apakah itu IRBM atau ICBM, ini adalah semacam rudal strategis dan jelas tidak sama dengan tes sebelumnya dalam seri uji Januari 2022 hingga saat ini,” papar George William Herbert, profesor di Pusat Studi Nonproliferasi dan seorang konsultan rudal, kata di Twitter.