kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Langka, dua kapal induk AS latihan perang bersama di Laut China Selatan


Sabtu, 18 Juli 2020 / 14:25 WIB
Langka, dua kapal induk AS latihan perang bersama di Laut China Selatan


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Dua kapal induk Angkatan Laut AS telah memulai kembali latihan ganda yang jarang terjadi di Laut China Selatan, untuk kedua kalinya bulan.

Kapal induk USS Ronald dan USS Nimitz melakukan aksi latihan perang yang terdiri lebih dari 12.000 personel militer AS di antara dua kapal induk dan kapal penjelajah serta kapal perusak pengawal mereka, yang beroperasi di Laut China Selatan pada Jumat kemarin.

Baca Juga: Makin mesra, China dan Rusia kompak mengecam mental Perang Dingin yang diusung AS

Dalam pernyataannya, Armada Pasifik AS menyebut kedua kapal induk, dengan lebih dari 120 pesawat dikerahkan di antara kedua kapa yang melakukan latihan pertahanan udara taktis untuk menjaga kesiapan dan kecakapan berperang.

"Pasukan berlatih ke tingkat kesiapan tertinggi untuk memastikan daya tanggap terhadap segala kemungkinan melalui proyeksi daya," tulis pernyataan tersebut.

Kehadiran Nimitz dan Reagan di Laut China Selatan awal bulan ini menandai pertama kalinya dua kapal induk AS beroperasi bersama di sana sejak 2014. Sebelumnya aksi serupa pernah terjadi pada 2001.

Latihan itu dimulai pada 4 Juli dan Lt. Cmdr. Sean Brophy di atas kapal Reagan mengatakan pada 8 Juli bahwa setiap kelompok melanjutkan tugas masing-masing.

Baca Juga: Negara lain naik pitam soal aksi China di Laut China Selatan, kok Malaysia diam saja?

Di sisi lain, China yang mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan yang seluas 1,3 juta mil persegi ini bereaksi keras terhadap kehadiran kapal induk di wilayah itu pada awal Juli.

"Tindakan AS dimaksudkan untuk mendorong perselisihan antar negara, mempromosikan militerisasi Laut China Selatan, dan merusak perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian.

Sejak itu, ketegangan meningkat, dengan Washington pekan ini melabeli sebagian besar klaim maritim China di Laut Cina Selatan sebagai aksi ilegal.

"Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya. Amerika mendukung sekutu dan mitra Asia Tenggara kami dalam melindungi hak kedaulatan mereka atas sumber daya lepas pantai, konsisten dengan hak dan kewajiban mereka di bawah hukum internasional," kata Menteri Luar Negeri AS Negara Mike Pompeo.

Baca Juga: Imbangi kekuatan AS di Pasifik, China bangun dua kapal induk canggih baru

Aksi ini dibalas oleh Kedutaan Besar Tiongkok di Washington yang menyebut tuduhan itu sama sekali tidak dapat dibenarkan.

AS juga disebut memutarbalikkan fakta dan hukum internasional dengan membesar-besarkan situasi di kawasan itu dan berupaya menabur perselisihan antara China dan negara-negara pesisir lainnya.

Sehari setelah pengumuman Pompeo, sebuah perusak rudal yang dipandu AS berlayar dekat Kepulauan Spratly yang diklaim oleh China. Langkah itu digambarkan sebagai bagian dari operasi kebebasan navigasi.

Baca Juga: Hampir 100 juta warga China terancam tak bisa masuk ke Amerika, Beijing: Konyol!




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×