kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

LCS Kembali Memanas, China Tuduh Kapal Filipina Menabrak dan Manuver Berbahaya


Senin, 19 Agustus 2024 / 09:38 WIB
LCS Kembali Memanas, China Tuduh Kapal Filipina Menabrak dan Manuver Berbahaya
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A China Coast Guard vessel patrols at the disputed Scarborough Shoal April 5, 2017. Picture taken April 5, 2017. REUTERS/Erik De Castro/File Photo


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan kembali memanas di Laut Cina Selatan (LCS). Kapal penjaga pantai China atau China Coast Guard menuding kapal Filipina 'secara ilegal menyusup' ke perairan Sabina Shoal yang menjadi sengketa antara kedua negara.

Mengutip kantor berita Reuters, Penjaga Pantai China mengatakan dua kapal Penjaga Pantai Filipina "secara ilegal menyusup" ke perairan yang berdekatan dengan Sabina Shoal tanpa izin, menurut pemberitahuannya.

Penjaga Pantai China mengatakan salah satu kapal Filipina mengabaikan peringatan berulang kali dan sengaja bertabrakan dengan kapal China dengan cara yang "tidak profesional dan berbahaya."

China mengatakan kapal Penjaga Pantai Filipina 'secara ilegal menyusup' ke perairan Sabina Shoal.

Sebelumnya, Komodor Jay Tarriela, juru bicara Penjaga Pantai Filipina untuk urusan Laut China Selatan, mengatakan bahwa Kapal Penjaga Pantai China dengan nomor 5303 menggantikan CCG-5901, sudah ada di perairan ini sejak beberapa hari.

Melalui akun X Ia menyebut personel 5303 yang menggunakan Perahu Karet Lambung Kaku, tidak memeriksa Milisi Maritim China yang sering disebut nelayan China, yang beroperasi di wilayah itu, malah mereka berkumpul dengan mereka. 

Alih-alih melakukan inspeksi terhadap kapal nelayan itu, mereka malah berinteraksi dengan awak kapal nelayan seolah-olah mereka adalah kenalan akrab, dan melakukan makan Bersama di kapal. 

"Jelas bahwa tidak ada prosedur naik kapal formal yang dilakukan oleh China Coast Guard untuk mempertanyakan niat CMM, meskipun kehadiran mereka dalam waktu lama tanpa tanda-tanda adanya penangkapan ikan," katanya.

Melihat hal ini Tarriela menyebut bahwa jelas menunjukkan bahwa Milisi Maritim Tiongkok diakui oleh Penjaga Pantai China sebagai bagian integral dari operasi maritim mereka di LCS.

Milisi nelayan tersebut yang membantu dalam merambah Zona Ekonomi Eksklusif negara-negara lain di seluruh Laut Cina Selatan. 

Milisi maritim China juga disubsidi oleh negara ini mendukung CCG dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) dalam mengintimidasi negara-negara maritim tetangga seperti Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

Tarriela menegaskan secara aturan maritim internasional China Coast Guard seharusnya tidak boleh menaiki kapal penangkap ikan. karena tujuan sebenarnya Coast Guard China bukanlah untuk memerangi penangkapan ikan ilegal, tidak melaporkan, atau tidak diatur Illegal Unreported Unregulated Fishing (IUUF). 

Tujuan RRT tampaknya adalah legitimasi inovatif atas keberadaan dan aktivitasnya yang melanggar hukum di Laut Filipina Barat, yang disamarkan dengan kedok penegakan hukum maritim.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×