kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebih dari 2.000 warga sipil Afghanistan tewas dalam konflik dalam negeri tahun ini


Rabu, 28 Oktober 2020 / 08:14 WIB
Lebih dari 2.000 warga sipil Afghanistan tewas dalam konflik dalam negeri tahun ini
ILUSTRASI. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini. hampir 6.000 warga sipil menjadi korban dalam konflik Afghanistan.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KABUL. PBB melaporkan pada hari Selasa (27/10) bahwa ada hampir 6.000 warga sipil yang tewas dan terluka akibat konflik dalam negeri antara Taliban dan pemerintah Afghanistan tahun ini. Jumlah tersebut tercatat dalam sembilan bulan pertama tahun 2020 di berbagai wilayah di Afghanistan.

U.N. Assistance Mission in Afghanistan (UNAMA) melaporkan, dari Januari hingga September, ada 5.939 korban sipil dalam pertempuran tersebut. Sebanyak 2.117 orang tewas dan 3.822 luka-luka.

Melihat data fakta tersebut, UNAMA menilai bahwa Afghanistan masih jadi salah satu negara paling mematikan di dunia untuk ditinggali oleh warga sipil.

"Tingkat kekerasan yang tinggi berlanjut dengan dampak yang mengerikan pada warga sipil, dengan Afghanistan tetap berada di antara tempat paling mematikan di dunia untuk menjadi warga sipil," ungkap UNAMA, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Presiden Azerbaijan tetap yakin Armenia terima dukungan senjata dari negara lain

Pihak UNAMA mengakui bahwa jumlah korban sipil tahun ini 30% lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu, tetapi UNAMA juga menegaskan bahwa tingkat kekerasan belum juga berkurang dalam rangkaian konflik Afghanistan tersebut.

Kondisi yang rawan ini masih belum membaik bahkan setelah pihak pemerintah dan Taliban melakukan pembicaraan damai di Doha, Qatar, bulan lalu.

Data UNAMA mengungkap bahwa Taliban bertanggung jawab atas 45% korban sipil, sementara pasukan pemerintah menyumbang 23% dari total korban. Tidak hanya itu, pasukan internasional yang dipimpin AS juga bertanggung jawab atas 2% korban sipil.

Baca Juga: AS akan mengurangi pasukan di Afghanistan menjadi 2.500 prajurit awal tahun depan

Tidak hanya ketiga pihak tersebut, dalam konflik Afghanistan ini UNAMA juga melaporkan ada korban sipil dalam baku tembak yang melibatkan militan ISIS, kelompok anti-pemerintah, dan kelompok pro-pemerintah lainnya.

Terekait penyebab, badan PBB ini melaporkan bahwa pertempuran darat menyebabkan korban paling banyak, diikuti oleh bom bunuh diri dan bom jalanan, pembunuhan khusus yang dilakukan Taliban, serta serangan udara oleh pasukan Afghanistan.

Dalam beberapa pekan terakhir, frekuensi pertempuran semakin meningkat di banyak wilayah di Afghanistan. Di sisi lain, pembicaraan antara pemerintah dan Taliban masih belum menemui titik terang.

Pembicaraan di Doha bulan lalu bertujuan untuk mengakhiri konflik Afghanistan yang telah berlangsung selama 19 tahun ini, terhitung sejak pasukan AS menggulingkan Taliban beberapa pekan setelah serangan 911.

Selanjutnya: PBB: Korban sipil dalam konflik Afghanistan tahun ini berkurang 13%




TERBARU

[X]
×