Sumber: New Trader U | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Inflasi yang terus meningkat menjadi tantangan bagi para investor dalam menjaga nilai kekayaan mereka. Salah satu tokoh yang berhasil mengatasi dampak inflasi adalah Warren Buffett.
Selama beberapa dekade, strategi investasinya terbukti mampu menghasilkan keuntungan yang melampaui inflasi.
Pendekatan Buffett tidak didasarkan pada instrumen keuangan yang rumit, melainkan pada prinsip-prinsip investasi yang dapat diterapkan oleh siapa saja.
Berikut lima strategi utama yang digunakannya:
1. Berinvestasi pada Pengembangan Diri
Buffett menekankan bahwa aset paling berharga yang tahan terhadap inflasi adalah keterampilan dan keahlian seseorang. Menurutnya, kemampuan yang dimiliki seseorang tidak akan tergerus oleh inflasi.
Baca Juga: Nasihat Warren Buffett ke Investor Muda Beli Properti, Ini Manfaatnya
Oleh karena itu, ia menyarankan untuk terus mengembangkan keterampilan melalui pendidikan, sertifikasi, atau pelatihan khusus.
Dengan memiliki keahlian yang berharga, seseorang dapat mempertahankan daya beli dan meningkatkan pendapatan, terlepas dari kondisi ekonomi.
2. Memilih Perusahaan dengan Kekuatan Penetapan Harga
Dalam menghadapi inflasi, Buffett lebih memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kekuatan dalam menetapkan harga. Perusahaan semacam ini dapat menaikkan harga produk atau jasa tanpa kehilangan pelanggan, seperti Coca-Cola dan American Express.
Keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan ini, baik dalam bentuk merek kuat atau layanan yang tidak tergantikan, membuatnya lebih tahan terhadap tekanan inflasi dibandingkan bisnis yang harus mengikuti harga pasar.
3. Hindari Uang Tunai dan Aset Berimbal Hasil Rendah
Buffett menganggap inflasi sebagai pajak tersembunyi yang dapat menggerus daya beli uang tunai. Oleh karena itu, ia tidak menyarankan menyimpan terlalu banyak uang dalam bentuk tunai atau investasi dengan imbal hasil tetap, seperti obligasi.
Baca Juga: Nasihat Warren Buffett untuk Orang Tua Terkait Surat Wasiat
Namun, ia tetap menjaga cadangan kas dalam jumlah yang cukup sebagai modal untuk memanfaatkan peluang investasi yang lebih menguntungkan di masa depan.
4. Membeli Perusahaan Berkualitas dengan Harga Wajar
Buffett lebih memilih berinvestasi pada perusahaan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat, meskipun harganya tidak terlalu murah. Contohnya adalah akuisisi See’s Candies pada tahun 1972, yang tetap berkembang meski menghadapi inflasi tinggi.
Perusahaan berkualitas tinggi umumnya memiliki tingkat pengembalian ekuitas yang baik, pertumbuhan laba yang stabil, dan keunggulan kompetitif yang bertahan lama, sehingga lebih mampu menghadapi inflasi dibandingkan perusahaan dengan kondisi keuangan yang lemah.
5. Berinvestasi dengan Perspektif Jangka Panjang
Buffett selalu menekankan pentingnya kesabaran dalam investasi. Menurutnya, saham harus dimiliki untuk jangka panjang, bukan hanya dalam hitungan bulan atau tahun.
Baca Juga: 10 Nasihat Warren Buffett dalam Mengelola Keuangan Supaya Tak Jatuh Miskin
Dengan tetap berinvestasi dalam bisnis yang memiliki prospek baik, ia mampu mengatasi berbagai fluktuasi ekonomi, termasuk tekanan inflasi. Sejarah menunjukkan bahwa ekuitas cenderung memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan inflasi dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Strategi Warren Buffett dalam menghadapi inflasi tidak bergantung pada taktik spekulatif atau instrumen keuangan yang kompleks.
Ia fokus pada pengembangan keterampilan, memilih perusahaan dengan kekuatan penetapan harga, menghindari aset berimbal hasil rendah, membeli perusahaan berkualitas, dan berinvestasi dengan perspektif jangka panjang.
Prinsip-prinsip ini terbukti efektif dalam menjaga dan menumbuhkan kekayaan, bahkan di tengah tantangan inflasi yang tinggi.