Sumber: New Trader U | Editor: Noverius Laoli
4. Membeli Perusahaan Berkualitas dengan Harga Wajar
Buffett lebih memilih berinvestasi pada perusahaan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat, meskipun harganya tidak terlalu murah. Contohnya adalah akuisisi See’s Candies pada tahun 1972, yang tetap berkembang meski menghadapi inflasi tinggi.
Perusahaan berkualitas tinggi umumnya memiliki tingkat pengembalian ekuitas yang baik, pertumbuhan laba yang stabil, dan keunggulan kompetitif yang bertahan lama, sehingga lebih mampu menghadapi inflasi dibandingkan perusahaan dengan kondisi keuangan yang lemah.
5. Berinvestasi dengan Perspektif Jangka Panjang
Buffett selalu menekankan pentingnya kesabaran dalam investasi. Menurutnya, saham harus dimiliki untuk jangka panjang, bukan hanya dalam hitungan bulan atau tahun.
Baca Juga: 10 Nasihat Warren Buffett dalam Mengelola Keuangan Supaya Tak Jatuh Miskin
Dengan tetap berinvestasi dalam bisnis yang memiliki prospek baik, ia mampu mengatasi berbagai fluktuasi ekonomi, termasuk tekanan inflasi. Sejarah menunjukkan bahwa ekuitas cenderung memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan inflasi dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Strategi Warren Buffett dalam menghadapi inflasi tidak bergantung pada taktik spekulatif atau instrumen keuangan yang kompleks.
Ia fokus pada pengembangan keterampilan, memilih perusahaan dengan kekuatan penetapan harga, menghindari aset berimbal hasil rendah, membeli perusahaan berkualitas, dan berinvestasi dengan perspektif jangka panjang.
Prinsip-prinsip ini terbukti efektif dalam menjaga dan menumbuhkan kekayaan, bahkan di tengah tantangan inflasi yang tinggi.