kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.450   0,00   0,00%
  • IDX 6.832   16,22   0,24%
  • KOMPAS100 991   5,82   0,59%
  • LQ45 767   3,97   0,52%
  • ISSI 217   0,70   0,32%
  • IDX30 399   1,92   0,48%
  • IDXHIDIV20 473   -0,50   -0,11%
  • IDX80 112   0,65   0,59%
  • IDXV30 115   0,56   0,49%
  • IDXQ30 131   0,39   0,30%

Luis Antonio Tagle, Kardinal Asal Filipina Berpeluang Menjadi Paus Pertama dari Asia


Senin, 05 Mei 2025 / 14:03 WIB
Luis Antonio Tagle, Kardinal Asal Filipina Berpeluang Menjadi Paus Pertama dari Asia
ILUSTRASI. Kardinal asal Filipina, Luis Antonio Tagle, menjadi salah satu kandidat kuat untuk menggantikan Paus Fransiskus . REUTERS/Guglielmo Mangiapane


Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kardinal asal Filipina, Luis Antonio Tagle, menjadi salah satu kandidat kuat untuk menggantikan Paus Fransiskus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma.

Meskipun ia sendiri pernah tertawa saat ditanya soal peluang menjadi Paus, banyak pihak yang melihatnya sebagai calon potensial, terutama karena gaya pastoralnya yang serupa dengan Paus Fransiskus — sederhana, progresif, dan dekat dengan umat.

Latar Belakang dan Karier Gerejawi Kardinal Tagle

Lahir di Imus, dekat Manila, Tagle berasal dari keluarga Katolik sederhana. Ia awalnya bercita-cita menjadi dokter, tetapi akhirnya masuk seminari setelah diajak oleh seorang pastor.

Ia meraih gelar doktor di Catholic University of America, dan kemudian diangkat menjadi Uskup Imus, lalu Uskup Agung Manila. Paus Benediktus XVI mengangkatnya sebagai kardinal pada tahun 2012.

Baca Juga: Trump Klaim Dirinya Kandidat Sempurna Gantikan Mendiang Paus Fransiskus

Dikenal dengan gaya khotbah yang tidak kaku dan penuh empati, Tagle kerap naik jeepney, makan bersama orang miskin, serta tampil menyanyi dan menari — yang membuatnya populer di Filipina dan di media sosial. Ia bahkan dijuluki "pastor karaoke" oleh para penggemar.

“Dia seperti bintang rock setelah misa,” ujar Michael Xiao Chua, sejarawan dari De La Salle University, menggambarkan antusiasme umat yang ingin menyapanya.

Isu Multi-Wajah: Keterlibatan Tagle di Caritas dan Kasus Penyalahgunaan

Tagle pernah menjabat sebagai Presiden Caritas Internationalis dari 2015 hingga 2022. Namun, kepemimpinan organisasi itu diganti oleh Vatikan atas alasan tata kelola internal, meski Tagle tidak terlibat langsung dalam operasional harian.

Maret lalu, kelompok penyintas pelecehan seksual menyerukan penyelidikan terhadap Tagle dan beberapa kardinal lainnya terkait penanganan kasus pelecehan yang diduga terjadi di cabang Caritas di Selandia Baru dan Republik Afrika Tengah. Sampai saat ini, Tagle belum memberikan komentar resmi.

Baca Juga: Orang-Orang Terkejut Setelah Melihat Seperti Apa Kamar Tidur Paus Fransiskus

Beberapa kelompok advokasi menilai Tagle belum cukup tegas menangani isu pelecehan seksual dalam Gereja. Anne Barrett Doyle dari BishopAccountability.org menyoroti tidak adanya publikasi panduan penanganan kasus pelecehan di situs resmi Keuskupan Agung Manila atau Konferensi Waligereja Filipina.

Namun, Konferensi Waligereja Filipina membela Tagle, menyatakan bahwa selama menjabat, ia turut berperan aktif dalam merumuskan dan melaksanakan pedoman tersebut, meskipun kini ia tidak lagi memiliki wewenang langsung di keuskupan mana pun.

Sikap terhadap Pemerintahan Duterte dan Hak Reproduksi

Tagle juga pernah dikritik karena dianggap lamban mengutuk kebijakan perang terhadap narkoba yang dijalankan oleh Presiden Rodrigo Duterte, yang menewaskan hingga 30.000 orang. Namun, pada 2017 ia menulis surat pastoral mengecam kekerasan tersebut, menyatakan bahwa “bangsa tidak bisa dipimpin dengan membunuh.”

Ia juga menentang Undang-Undang Kesehatan Reproduksi di Filipina dan tetap menolak aborsi, sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.

Jika Tagle terpilih menjadi Paus, hal itu akan menjadi momen bersejarah, bukan hanya bagi Asia tetapi juga bagi umat Katolik Filipina yang berjumlah lebih dari 80% dari total populasi. Meski telah 500 tahun menganut agama Katolik, Filipina sering merasa berada di pinggiran perhatian Vatikan.

“Paus Fransiskus adalah paus non-Eropa pertama dalam beberapa abad. Kami membutuhkan Paus yang datang dari pinggiran,” kata sejarawan Xiao Chua.

Selanjutnya: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I 2025 Paling Lambat dalam 3 Tahun Terakhir

Menarik Dibaca: Inilah Gift Code Ojol The Game 5 Mei 2025 Paling Update dari Codexplore



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×