kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.690.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   35,00   0,21%
  • IDX 6.636   18,15   0,27%
  • KOMPAS100 963   0,22   0,02%
  • LQ45 750   -3,09   -0,41%
  • ISSI 206   1,44   0,70%
  • IDX30 391   -0,88   -0,23%
  • IDXHIDIV20 470   -5,41   -1,14%
  • IDX80 109   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 113   0,06   0,05%
  • IDXQ30 128   -0,77   -0,60%

Macron: Masa Depan Eropa Tak Dapat Diputuskan Kremlin atau Gedung Putih


Jumat, 07 Maret 2025 / 08:19 WIB
Macron: Masa Depan Eropa Tak Dapat Diputuskan Kremlin atau Gedung Putih
ILUSTRASI. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan masa depan Eropa dan keamanannya tidak dapat diputuskan oleh Moskow atau Washington. REUTERS/Yara Nardi


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan masa depan Eropa dan keamanannya tidak dapat diputuskan oleh Moskow atau Washington. Ini merupakan kritik yang jelas terhadap perundingan AS-Rusia mengenai Ukraina.

Melansir The Telegraph, dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Rabu (5/3/2025) malam, presiden Prancis menyerukan dukungan jangka panjang untuk Ukraina. 

Hal ini mungkin termasuk mengirim pasukan Eropa ke Ukraina untuk menghindari gencatan senjata yang rapuh.

"Perjanjian damai untuk Ukraina kemungkinan akan didukung dengan pengerahan pasukan Eropa", kata Macron. 

Dia menambahkan, “Mereka tidak akan berperang hari ini, mereka tidak akan berperang di garis depan, tetapi mereka akan berada di sana setelah kesepakatan damai ditandatangani, untuk menjamin bahwa kesepakatan itu sepenuhnya dihormati.”

Di tengah meningkatnya kekhawatiran atas perubahan kebijakan luar negeri AS, ia berkata: “Saya ingin percaya bahwa Amerika Serikat akan mendukung kita. Tetapi kita harus siap jika itu tidak terjadi.”

Pemerintahan Trump telah menghentikan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina selain penghentian bantuan militernya untuk memaksa Volodymyr Zelensky ke meja perundingan.

Baca Juga: Trump Akan Mencabut Status Hukum 240.000 Warga Ukraina di AS

Macron berpendapat bahwa akan bodoh untuk tetap menjadi penonton di dunia yang penuh bahaya ini. Dia juga menambahkan bahwa Rusia mengubah perang di Ukraina menjadi konflik global.

Macron juga membunyikan peringatan atas rencana Rusia untuk memperluas militernya.  

“Pada tahun 2030, Rusia berencana untuk menambah pasukannya dengan tambahan 300.000 tentara, 3.000 jet tempur tambahan – siapa yang dapat percaya bahwa dalam konteks ini, Rusia akan berhenti di Ukraina?” katanya.

Menurut diplomat Eropa, hal ini terjadi saat Prancis dan Inggris, yang berusaha bertindak sebagai jembatan antara Washington dan Kyiv, bermaksud untuk menyelesaikan rencana perdamaian dengan Ukraina "dalam hitungan hari".

"Kami berencana untuk menyusun rencana ini dalam hitungan hari, bukan minggu," kata seorang diplomat senior Eropa kepada Reuters.

Baca Juga: Trump Hentikan Pembagian Intelijen AS ke Ukraina, Tekanan Diplomasi Meningkat

Sementara sejumlah diplomat lain mengatakan fokusnya adalah untuk menyiapkan semua "hal yang perlu dipersiapkan", termasuk dialog yang lebih sehat antara AS dan Ukraina.


Survei KG Media

TERBARU

[X]
×