kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mahathir: Sulit menggulingkan Muhyiddin lewat mosi tidak percaya


Senin, 16 Maret 2020 / 15:30 WIB
Mahathir: Sulit menggulingkan Muhyiddin lewat mosi tidak percaya


Sumber: Bloomberg | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memperingatkan bahwa koalisi oposisi mungkin kekurangan dukungan yang diperlukan untuk menggeser pemerintahan saat ini.

Di saat yang sama, Mahathir mengkritik Anwar Ibrahim atas keruntuhan pemerintahannya.

Baca Juga: Jumlah kasus corona di Malaysia melonjak, mayoritas karena acara di masjid

Dilansir dari Bloomberg, Mahathir bilang aliansi Pakatan Harapan, yang digulingkan dari kekuasaan pada bulan lalu, saat ini mendapat dukungan sekitar 108 anggota parlemen dari sebelumnya 114 anggota sebelum Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dilantik.

"Kami tidak memiliki mayoritas di parlemen. Saya tidak berpikir bahwa mosi tidak percaya akan menyelesaikan masalah," kata dia.

Pekan lalu dia mengatakan kepada surat kabar setempat bahwa Muhyiddin mampu menawarkan insentif kepada anggota parlemen.

"Beberapa pendukung saya telah mengalihkan kesetiaan kepadanya, mereka telah diangkat menjadi menteri. Ketika dia menawarkan jabaatan, sulit bagi orang untuk menolak. Saya tidak bisa menawarkan apa pun kepada mereka,” ujar dia.

Baca Juga: Mahathir: Saya ingin pensiun, tapi tugas untuk melakukan perlawanan belum selesai

Mahathir tiba-tiba mengundurkan diri bulan lalu di tengah pertengkaran di dalam koalisi Pakatan Harapan, yang menyebabkan keruntuhan pemerintahan reformis ini kurang dari dua tahun setelah kemenangan pada pemilihan yang mengejutkan melawan blok yang telah memerintah Malaysia selama sekitar enam dekade. 

Muhyiddin, yang telah lama bertugas di sisinya, muncul sebagai perdana menteri baru yang didukung oleh koalisi termasuk partai-partai politik utama yang kehilangan kekuasaan pada 2018. Sebuah langkah yang Mahathir sebut sebagai pengkhianatan.

Beberapa jam sebelum pelantikan Muhyiddin, Mahathir menyerukan pemungutan suara di parlemen dan membantah klaim perdana menteri baru bahwa ia mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen.

Sejak itu Mahathir telah menahan panggilannya, bahkan sampai mengatakan pada sebuah surat kabar lokal bahwa ia mengharapkan pemerintah saat ini akan bertahan hingga pemilihan berikutnya di Malaysia.

Baca Juga: Terburuk setelah Italia, Spanyol lakukan lockdown sebagian akibat corona

Pemerintah Mahathir runtuh sebagian sebagai akibat dari ketegangan mengenai apakah ia akan memenuhi janji yang dibuat selama kampanye pemilihan 2018 untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim, yang telah lama menunggu untuk mengambil alih kekuasaan. 

Sementara Anwar mengatakan kepada wartawan pada pekan lalu bahwa Mahathir tidak lagi menjadi anggota koalisi oposisi.

Hal ini pun dibantah Mahathir. "Dia selalu berkampanye untuk membuat saya mengundurkan diri lebih awal," kata Mahathir tentang Anwar. 

“Anak buahnya bahkan mengatakan hal-hal buruk tentangku. Anda tahu beberapa dari mereka cukup kasar dalam pilihan kata-kata mereka," ujarnya.

Baca Juga: Wings Air tunda sementara layanan internasional rute Pontianak ke Kuching

Mahathir adalah pemimpin terlama di Malaysia, setelah menjabat sebagai perdana menteri selama sekitar seperempat abad dalam dua masa kepemimpinan.




TERBARU

[X]
×