Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pemerintah China dan Hong Kong mengutuk serangan oleh "gerombolan pelaku kekerasan" terhadap Menteri Kehakiman Hong Kong di London, Inggris, Jumat (15/11).
Ini merupakan kontak fisik pertama antara demonstran dan menteri Hong Kong selama berbulan-bulan protes yang sering disertai kekerasan.
Menteri Kehakiman Teresa Cheng, yang sedang berada di London untuk mempromosikan Hong Kong sebagai pusat penyelesaian perselisihan dan kesepakatan, menjadi sasaran sekelompok pemrotes yang meneriakkan "pembunuh" dan "memalukan".
Baca Juga: Presiden China: Hentikan kekerasan tugas paling mendesak saat ini di Hong Kong
Dalam pernyataan resmi, seperti Reuters lansir, Pemerintah Hong Kong mengatakan, Cheng menderita "luka tubuh yang serius" tetapi tidak memberikan perincian.
Kedutaan Besar China untuk Inggris menyatakan, Cheng didorong ke tanah dan mengalami cidera tangan. "(Cheng) dikepung dan diserang oleh puluhan aktivis anti-Cina dan pro-kemerdekaan," kata mereka dalam keterangan tertulis seperti Reuters kutip.
Menurut Kedutaan Besar China untuk Inggris, insiden itu menunjukkan, "pelaku kekerasan dan tanpa hukum" sekarang membawa kekerasan mereka ke luar negeri.
Baca Juga: Kerusuhan meluas, perusahaan keuangan di Hong Kong izinkan karyawan bekerja di rumah
Tiongkok telah mengajukan pengaduan resmi kepada Inggris dan mendesak Pemerintah Inggris untuk membawa pelaku penyerangan Menteri Kehakiman Hong Kong ke pengadilan.
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam juga mengutuk keras serangan itu. "Menteri Kehakiman menolak semua bentuk kekerasan dan radikalisme yang merampas hak orang lain dengan dalih mengejar cita-cita politik mereka, yang tidak akan pernah menjadi kepentingan Hong Kong dan masyarakat beradab mana pun," tegasnya seperti dikutip Reuters.
Insiden tersebut terjadi di tengah kekerasan yang meningkat di Hong Kong, di mana seorang mahasiswa pemrotes meninggal awal bulan ini setelah jatuh dari tempat parkir selama demonstrasi.
Baca Juga: Semakin mencekam, Hong Kong bersiap menghadapi aksi kekerasan yang lebih luas lagi
Kemudian, seorang petugas kebersihan jalanan berusia 70 tahun yang kepalanya terkena batu bata yang dilemparkan oleh "perusuh bertopeng", meninggal pada Kamis (14/11).
Departemen Kebersihan Makanan dan Lingkungan mengungkapkan kesedihan yang mendalam pada Jumat (15/11) atas kematian pekerja mereka, dan mengatakan, pihaknya memberikan bantuan kepada keluarga korban.
Para pengunjuk rasa anti-pemerintah melumpuhkan sebagian Hong Kong di hari kelima aksi pada pekan ini, dengan memblokir beberapa jalan raya. Sedang mahasiswa membangun barikade di kampus-kampus.
Baca Juga: Amerika Serikat mengutuk aksi kekerasan di Hong Kong
Para pendemo menggunakan penghalang dan puing-puing lainnya untuk memblokir Cross-Harbour Tunnel yang menghubungkan Hong Kong ke Distrik Kowloon, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah.