Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah Beijing semakin meningkatkan intimidasinya terhadap Taiwan dengan merilis video di media yang menampilkan serangan simulasi di Taiwan. Melansir The Telegraph, video itu juga menayangkan pengakuan yang konon berasal dari seorang pengusaha Taiwan yang ditahan di China atas tuduhan mata-mata.
The Telegraph memberitakan, aksi itu dilakukan seiring langkah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang mendesak Partai Komunis Tiongkok untuk terlibat dalam "dialog yang bermakna" secara setara akibat memanasnya ketegangan di Selat Taiwan.
Presiden Tsai menggambarkan bahwa hubungan dengan Beijing "cukup tegang" setelah berminggu-minggu China meningkatkan aktivitas angkatan udaranya di dekat wilayah udara Taiwan dan melintasi garis tengah Selat Taiwan yang sensitif, yang biasanya bertindak sebagai zona penyangga tidak resmi.
Akan tetapi, China menolak mentah-mentah ajakan Taiwan. China memang telah menolak untuk bernegosiasi dengan pemerintahan Tsai sejak dia pertama kali terpilih pada tahun 2016, dan menuding Taiwan terus mengejar kemerdekaan dan memiliki pola pikir konfrontatif.
Baca Juga: Dituduh kirim mata-mata ke China, Taiwan: Itu berita bohong!
Beberapa jam setelah pidatonya, siaran televisi milik negara CCTV memutar video berdurasi dua menit 30 detik dari latihan di lepas pantai tenggara China yang menunjukkan secara rinci bagaimana Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) akan mengerahkan kekuatan militernya untuk mengebom dan menyerang pulau berjumlah 24 juta itu.
Video itu adalah yang terpanjang dari serangkaian video propaganda baru-baru ini yang bertujuan untuk memperkuat ancaman sebelumnya dari Xi Jinping, presiden China. Video itu menegaskan posisi China bahwa Xi Jinping akan mengambil alih Taiwan dengan paksa jika mereka menolak tawaran untuk menyatukan dengan China secara damai. Hal ini mengacu pada pandangan Beijing bahwa keduanya milik satu negara.