kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,25   -3,11   -0.33%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Makin parah, warga muda Malaysia banyak yang meninggal akibat Covid-19


Rabu, 05 Mei 2021 / 04:42 WIB
Makin parah, warga muda Malaysia banyak yang meninggal akibat Covid-19
ILUSTRASI. Umat Muslim berbuka puasa di penghujung hari selama bulan suci Ramadan di Lapangan Merdeka, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (20/4/2021). REUTERS/Lim Huey Teng


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Dr Vinogiri, seorang epidemiolog asal Malaysia mengungkapkan kecemasannya atas penyebaran Covid-19 di negaranya.

Dalam suratnya kepada editor Free Malaysia Today, dia mengungkapkan, data kematian Covid-19 di Malaysia yang dilaporkan dari 31 Maret hingga 30 April menunjukkan tren yang sangat mengkhawatirkan di antara populasi yang lebih muda.

Dr Vinogiri mengungkapkan, sekitar 3,7% kematian terjadi di antara mereka yang berusia antara 25 tahun dan 34 tahun, 7,45% di antara mereka yang berusia antara 35 dan 44 tahun dan 11,2% di antara mereka yang berusia antara 45 dan 54 tahun.

Dari total 19 kasus yang meninggal dunia dalam rentang waktu satu bulan ini, 10 kasus di antaranya berusia antara 23 hingga 50 tahun (47,4%).

Baca Juga: Selain India, ini negara-negara yang juga mengalami lonjakan kasus Covid-19

Data yang dihimpun Dr Vinogiri menunjukkan, sebuah kematian baru-baru ini dilaporkan di Sarawak, kasus No 28.397 adalah seorang pria asal Sarawak berusia 37 tahun yang ditemukan tidak sadarkan diri di rumahnya. Dia memang mengalami ketidaknyamanan di dadanya dan merasakan kelelahan dua hari sebelumnya dan tidak memiliki masalah kesehatan lain yang mendasarinya.

Kematian lain di Sarawak terjadi pada seorang pria berusia 30 tahun yang juga ditemukan tidak sadarkan diri di rumahnya.

Pada 27 April, seorang pria berusia 23 tahun dibawa ke rumah sakit Selayang meninggal dunia dan tidak ada penyakit penyerta yang dilaporkan.

Baca Juga: Malaysia tak lagi gunakan vaksin AstraZeneca dalam program vaksinasi, ini alasannya

Dr Vinogiri juga mengungkapkan, pada 1 Mei, Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan bahwa jumlah pasien Covid-19 yang semuanya berada pada tahap kritis telah mencapai angka tertinggi baru dengan catatan 337 pasien di ICU dengan 176 pasien yang diintubasi.

"Informasi ini menegaskan bahwa dampak Covid-19 ada pada semua orang, baik tua maupun muda. Kebenaran yang pahit adalah semakin banyak orang yang lebih muda, anak-anak, dan bayi yang meninggal di seluruh dunia karena penyakit ini," jelasnya.

Setiap kematian akibat Covid-19 diberi label nomor kasus dan menjadi statistik lain dalam database kematian Covid-19.

Dr Vinogiri menegaskan, kita semua perlu menyadari bahwa mendapatkan vaksinasi tidak berarti kita aman dari infeksi atau kita terlindungi sepenuhnya. Vaksinasi memang mengurangi keparahan penyakit tetapi tidak menghentikan infeksi dan penularan.

Baca Juga: Sekolah Malaysia jadi ajang penyebaran Covid-19, seruan kelas virtual mengemuka lagi

"Masih sangat mungkin untuk tertular setelah vaksinasi seperti yang terlihat pada kasus baru-baru ini di Singapura yang terinfeksi setelah selesainya dosis vaksinasi dan 40 petugas kesehatan di Malaysia yang masih tertular setelah menyelesaikan vaksinasi," paparnya.

Kasus-kasus ini menjadi pengingat bagi kami untuk terus mempraktikkan semua langkah kesehatan masyarakat.

"Semua orang harap merencanakan dengan bijaksana dan hati-hati untuk diri Anda sendiri, orang yang Anda cintai, dan untuk semua orang di sekitar Anda. Ada begitu banyak ketidakpastian saat ini. Mempraktikkan kesehatan masyarakat dan tindakan sosial sangat penting pada saat ini," urainya.

Selanjutnya: Mahathir desak Raja Malaysia cabut kondisi darurat Covid-19




TERBARU

[X]
×