Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Mantan Kepala MI6, badan intelijen Inggris, menuding China menyembunyikan informasi penting tentang wabah virus corona baru dari seluruh dunia, dan karenanya harus bertanggungjawab.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Selasa (14/4), ia akan menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena telah mempromosikan "disinformasi" China tentang virus corona.
John Sawers, kepala Secret Intelligence Service Inggris atau MI6 2009 hingga 2014, Rabu (15/4), menyatakan, akan lebih baik meminta pertanggungjawaban China dibanding WHO.
Baca Juga: Trump setop bantuan, China desak AS untuk kembali menyumbang buat WHO
"Ada kemarahan yang mendalam di Amerika atas apa yang mereka lihat telah ditimpakan kepada kita semua oleh China, dan China menghindari banyak tanggungjawab atas asal mula virus karena gagal mengatasinya pada awalnya," kata Sawers kepada BBC seperti dikutip Reuters.
"Intelijen adalah tentang memperoleh informasi yang telah disembunyikan dari Anda oleh negara-negara lain dan aktor-aktor lain. Ada periode singkat di Desember dan Januari ketika orang-orang China memang menyembunyikan (wabah) ini dari Barat," ujarnya.
Trump pada Selasa (14/4) mengatakan, ia akan menghentikan pendanaan untuk WHO. Sebab, ia menyebutkan, WHO telah "gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggungjawab".
Baca Juga: Selain kasus impor, gelombang kasus corona tanpa gejala di China masih tinggi
Menurut Trump, WHO telah memberikan "disinformasi" tentang virus corona di China yang kemungkinan mengarah pada penyebaran yang lebih luas dari yang seharusnya terjadi.
China pun mendesak AS untuk memenuhi kewajibannya kepada WHO, setelah Trump menghentikan pendanaan untuk lembaga di bawah PBB itu.
Apakah China akan turun tangan untuk mengisi kekurangan itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian tidak menjawab. "China sedang mencari masalah yang relevan sesuai dengan kebutuhan situasi," katanya seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Korea Selatan tetap gelar pemilu di tengah wabah corona, begini suasananya
AS adalah donor terbesar untuk WHO, dengan menyumbang lebih dari US$ 400 juta pada 2019, sekitar 15% dari total anggaran lembaga yang berbasis di Jenewa, Swiss tersebut.
Zhao dalam konferensi pers Rabu (15/4) mengatakan, pandemi virus corona yang telah menginfeksi hampir dua juta orang secara global berada pada tahap kritis, danĀ keputusan Trump tersebut akan memengaruhi semua negara di dunia.