kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Manufaktur China jeblok akibat virus corona


Jumat, 28 Februari 2020 / 19:48 WIB
Manufaktur China jeblok akibat virus corona


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas manufaktur China pada Februari diprediksi bakal ambruk ke level paling rendah sejak 2009. Penyebaran virus corona yang menghambat laju barang dan manusia jadi penyebab utamanya.

Melansir Reuters, Jumat (28/2) 25 ekonom yang disurvei Reuters memprediksi indeks manufaktur alias purchasing manager index (PMI) di China bakal menurun tajam ke level 46 pada Februari, menurun dari bulan sebelumnya sebesar 50, dan menjadi yang paling rendah sejak Januari 2009.

Pesimisme para ekonom ini disebabkan dari penyebaran virus corona yang tercatat sudah menewaskan hampir 3.000 orang di negara dengan ekonomi kedua terbesar di dunia ini. Pembatasan akses masuk dan keluar China, ditambah aksi karantina jadi alasannya.

Baca Juga: Bikin cemas, ini 28 fakta yang menunjukkan virus corona kian menyebar di luar China

Nomura memprediksi pertumbuhan pada kuartal I-2020 di kisaran 2,0%. Adapun Capital Economics memperkirakan ekonomi negeri tirai bambu ini bakal kontraksi pada kuartal I-2020 untuk pertama kalinya sejak 1990-an.

Sejumlah petinggi negara belakangan juga telah mulai mengimbau bagi para pemimpin daerah yang wilayahnya kurang terdampak virus corona untuk kembali mengoperasikan pabrik, dan mempekerjakan pekerjanya secara normal untuk memperbaiki ekonomi mereka. Namun, hal ini masih disangsikan, lantaran para pemimpin daerah khawatir penyebaran virus malah meningkat.

Mengutip data resmi pemerintah China, tingkat produksi pelaku usaha kecil dan menengah baru mencapai 32,8% pada Rabu (26/2). Adapun sejumlah pekerja migran, termasuk di wilayah Hubei yang menjadi pusat penyebaran belum melanjutkan pekerjaan. Sejumlah pelaku usaha kecil kini juga tengah menghadapi kekurangan pekerja untuk kembali menjalankan operasi.

Nomura memperkirakan baru ada 30%-40% pekerja migran yang kembali ke negara asalnya. Karantina di Hubei juga diprediksi Nomura bakal diperpanjang hingga pertengahan Maret. Hubei tercatat memiliki lebih dari 10 juta pekerja migran.

“Kami kesulitan mencari pekerja. Sebagian pekerja migran kami juga belum kembali, dan meskipun yang sudah kembali juga mesti dikarantina setidaknya dua minggu,” kata Sheng Siqi, pemilik pabrik logam di Wenzho.

Baca Juga: Sektor Manufaktur Paling Menderita karena Korona

Zheng mengaku telah memulai operasi pabriknya sejak Senin (24/2) setelah mendapat persetujuan dari pemerintah setempat. Meski demikian, kapasitas produksi pabriknya diakui Zheng kini baru seperempat dari normal.

Pemerintah China sejatinya juga telah menerbitkan beberapa kebijakan untuk menstabilkan kondisi ekonominya. Bank Sentral misalnya telah bakal memastikan bakla mengucurkan likuiditas tambahan dengan memotong rasio kebutuhan cadangan perbankan.

“Pemerintah China nampaknya telah menyiapkan beberapa stimulus signifikan guna mengembalikan produksi menjadi normal pada kuartal III-2020 mendatang. Meski demikian tekanan selama semester pertama tahun ini akan tetap memperlambat pertumbuhan secara tahunan,” kata Ekonom Capital Economics.

Presiden XI Jinping makin getol menginformasikan kepada para pemimpin dunia lainnya bahwa dampak virus corona terhadap ekonomi negaranya sejatinya sementara. Ia juga masih optimistis target pertumbuhan ekonomi tahun ini masih bisa tercapai.




TERBARU

[X]
×