Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pergerakan mata uang Asia cenderung terbatas pada perdagangan Senin (15/12/2025), dengan dolar Taiwan tercatat sebagai mata uang yang melemah paling dalam terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Data Reuters menunjukkan, dolar Taiwan melemah 0,31% ke level 31,300 per dolar AS pada pukul 02.04 GMT.
Pelemahan ini menjadi yang terbesar di kawasan Asia, di tengah pergerakan mata uang lain yang relatif datar.
Baca Juga: Produksi Industri China November Tumbuh 4,8%, Penjualan Ritel Melambat
Yen Jepang menguat tipis 0,12% ke level 155,62 per dolar AS, sementara dolar Singapura menguat 0,03% ke 1,291. Won Korea Selatan juga menguat tipis 0,03% ke posisi 1.476,6 per dolar AS.
Di Asia Tenggara, baht Thailand bergerak stagnan di level 31,525 per dolar AS. Peso Filipina melemah 0,06% ke 59,103, sementara rupiah Indonesia melemah 0,09% ke level 16.650 per dolar AS.
Ringgit Malaysia justru menguat 0,20% ke posisi 4,085 per dolar AS.
Sementara itu, yuan China relatif stabil di level 7,054 per dolar AS, sedangkan rupee India tidak menunjukkan perubahan berarti di posisi 90,415.
Baca Juga: Investasi Properti China Anjlok 15,9% hingga November 2925
Kinerja Sepanjang 2025
Secara year-to-date (YTD) sepanjang 2025, mayoritas mata uang Asia masih mencatatkan kinerja beragam terhadap dolar AS.
Baht Thailand menjadi salah satu yang mencatat penguatan terbesar, naik 8,8% dibandingkan posisi akhir 2024. Ringgit Malaysia juga menguat signifikan sebesar 9,38%.
Dolar Singapura menguat 5,75%, sementara yuan China naik 3,48%. Yen Jepang tercatat menguat 1,0% sepanjang tahun ini.
Sebaliknya, rupiah Indonesia tercatat melemah 3,36% dibandingkan akhir 2024.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Senin (15/12) Pagi: Brent ke US$61,37 & WTI ke US$57,67
Rupee India turun 5,31%, sementara peso Filipina melemah 1,74%. Won Korea Selatan relatif stabil dengan pelemahan tipis 0,29% secara tahunan.
Pergerakan mata uang Asia yang cenderung terbatas mencerminkan sikap hati-hati pelaku pasar menjelang rangkaian keputusan bank sentral utama dunia serta rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat dalam pekan ini.













