Sumber: BBC | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona memukul hampir semua pebisnis. Kali ini menimpa ke pembuat supercar sekaligus salah satu tim Formula 1 asal Inggris yakni McLaren. Perusahaan ini berencana memangkas lebih dari seperempat karyawannya akibat penurunan penjualan dan pendapatan iklan yang tajam selama pandemi berlangsung.
McLaren sendiri saat ini mempekerjakan sekitar 4.000 karyawan. Dengan rencana tersebut, McLaren bakal memangkas sekitar lebih dari 1.200 orang karyawannya yang sebagian besar berada di Inggris.
Baca Juga: Emirates berencana merumahkan 30.000 karyawannya
Selama pandemi ini, kegiatan balapan Formula 1 ditiadakan. Sementara pesanan untuk mobil supercarnya anjlok cukup dalam akibat corona.
Baca Juga: Ada Plex’Eat, pelindung diri bagi pengunjung saat bersantap di restoran
Dalam pernyataanya, manajemen McLaren mengaku sudah berupaya keras untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK), dengan memotong beragam biaya. “Tapi untuk saat ini, kami tidak punya pilihan lain selain mengurangi tenaga kerja kami,” kata Kepala McLaren, Paul Walsh dalam sebuah pernyataan.
Meski mengalami krisis, Paul Walsh tidak menyerah dengan kondisi pandemi ini. Justru situasi ini menjadi titik balik bagi McLaren untuk bisa kembali mencatatkan partumbuhan bisnis. “Kami berencana untuk muncul sebagai bisnis yang efisien dan berkelanjutan dengan arah yang jelas,” paparnya.
Sedangkan untuk operasional Formula 1, McLaren diperkirakan bakal kehilangan 70 orang dari total 800 pekerja di ajang balap jet darat tersebut. Dan tampaknya, rencana bisnis ke arah yang lebih efisien ini bakal diadopsi oleh semua tim balap Formula 1 yang menginginkan adanya batasan biaya dalam pengembangan jet darat. Rencana ini, kalau disetujui oleh tim balap lainnya, sudah bisa berjalan tahun depan.