Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Media asing menyoroti tentang tambang emas terbesar dunia yang ada di Indonesia. Lewat artikel yang berjudul "Inside the World’s Largest Gold Reserve: A $40 Billion Fortune Hidden Beneath the Earth", Indian Defence Review menuliskan bahwa, aktivitas penambangan emas di Papua telah berlangsung lebih dari seabad.
Namun, titik balik terjadi pada 1960-an, ketika Freeport-McMoRan, raksasa tambang asal Amerika Serikat, memperoleh hak untuk mengelola wilayah yang kemudian dikenal sebagai Tambang Grasberg.
Awalnya, eksplorasi difokuskan pada cadangan tembaga, tetapi segera ditemukan bahwa kekayaan mineral kawasan ini jauh lebih besar dari perkiraan.
Menurut Indian Defence Review, apa yang dimulai sebagai tambang terbuka (open-pit) berskala kecil, kini berevolusi menjadi operasi bernilai miliaran dolar dengan infrastruktur kelas dunia dan teknologi pertambangan mutakhir.
Peralihan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah (underground mining) menjadi tonggak penting dalam evolusi Grasberg.
Pada masa awal, Grasberg dikenal karena lubang tambangnya yang masif — salah satu yang terbesar di dunia. Metode itu memungkinkan ekstraksi cepat cadangan emas di permukaan.
Namun, ketika cadangan itu menipis, operasional beralih ke tambang bawah tanah untuk menjangkau sumber daya yang lebih dalam dan bernilai tinggi.
Baca Juga: Harga Tembaga Shanghai Turun, Dampak Rally Grasberg Freeport Tertekan Permintaan
Kini, Grasberg mengandalkan kombinasi teknik canggih seperti Grasberg Block Cave dan Deep Mill Level Zone guna menjaga tingkat produksinya tetap tinggi.
Indian Defence Review juga mengangkat soal daya ekonomi Grasberg, yang terkait produksi dan nilainya yang fantastis.
Menurut media India tersebut, Grasberg bukan hanya tambang emas terbesar di dunia — tapi juga salah satu yang paling produktif.
Pada 2023, Grasberg memproduksi lebih dari 52 ton emas (1,7 juta ons), 680.000 ton tembaga, dan 190 ton perak.
Nilai sumber daya ini ditaksir mencapai lebih dari US$40 miliar (sekitar Rp 640 triliun), menjadikan Grasberg pilar penting ekonomi Indonesia sekaligus pemain utama dalam pasar logam dunia.
Produksi Grasberg juga memengaruhi stabilitas harga global untuk emas dan tembaga — dua komoditas vital di sektor elektronik, energi, dan konstruksi.
Baca Juga: Freeport Hentikan Sementara Penambangan Usai Longsor di Grasberg, 7 Pekerja Terjebak
Dengan cadangan bernilai miliaran dolar yang masih tersimpan di bawah permukaan, Grasberg diperkirakan akan tetap menjadi raksasa tambang dunia selama dekade-dekade mendatang.
Di sisi lain, Indian Defence Review juga mengangkat masalah yang muncul di perusahaan tambang ini. Dijelaskan, meski menjadi kebanggaan ekonomi Indonesia, Grasberg tak luput dari kontroversi.
Kelompok lingkungan menyoroti dampak ekologis besar akibat pembuangan sedimen dan logam berat ke sungai sekitar, yang mengancam kualitas air dan keanekaragaman hayati Papua.
Kawasan sensitif ini kini menghadapi risiko jangka panjang dari kegiatan ekstraksi skala besar, memicu protes dan tuntutan terhadap praktik tambang yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, tambang ini juga berdiri di tengah kawasan politik yang bergolak — Papua.
Tonton: Freeport Umumkan Keadaan Kahar Tambang Grasberg Papua
Selama puluhan tahun, wilayah ini menjadi pusat ketegangan antara pemerintah Indonesia dan kelompok separatis lokal yang menuntut otonomi lebih besar.