Reporter: Dyah Megasari, Economic Times |
NEW YORK. China, sebagai pemberi pinjaman terbesar luar negeri mulai mengurangi kepemilikannya di obligasi milik Amerika Serikat (AS). Data itu terekam pada posisi Desember 2011.
Data yang dirilis Departemen Keuangan AS menunjukkan, ekonomi terbesar urutan ke dua di dunia itu mengurangi portfolio obligasi AS jangka pendek sebesar US$ 31,9 miliar atau 2,8% dari posisi November ke US$ 1,11 triliun.
Kepemilikannya di surat utang dengan tenor lebih panjang juga turun US$ 32,5 miliar atau 2,8% menjadi US$ 1,1 triliun. Ini merupakan penurunan signifikan yang terjadi setidaknya sejak Juni 2010.
"Kami melihat kepemilikan tresuri China di obligasi AS dalam tren menurun. Mereka bertindak atas keinginannya melakukan diversifikasi dan ingin terlibat ke situasi Eropa," ulas Ian Lyngen, government bond strategist CRT Capital Group LLC di Stamford, Connecticut.
Gubernur People's Bank of China, Zhou Xiaochuan menuturkan para pembuat kebijakan China telah mempertimbangkan diversifikasi cadangan devisa dengan cara menukar beberapa aset di AS ke aset lainnya. Dana itu rencananya akan masuk ke Eropa melalui European Financial Stability Facility (EFSF) dan European Stability Mechanism (ESM).
"China selalu mematuhi prinsip penempatan aset utang Uni Eropa," terang Zhou di Beijing, Rabu (15/2).
Berbeda dengan China, Jepang sebagai pembeli terbesar kedua, justru meningkatkan kepemilikannya sebesar US$ 3,5 miliar menjadi US$ 1,04 triliun.