kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Memanas, AS desak Google dan Apple hapus TikTok hingga WeChat dari app store mereka


Kamis, 06 Agustus 2020 / 09:37 WIB
Memanas, AS desak Google dan Apple hapus TikTok hingga WeChat dari app store mereka
ILUSTRASI. Aplikasi TikTok mendapat perhatian serius dari pemerintah AS karena dituding mengumpulkan informasi pengguna untuk diserahkan kepada pemerintah China.


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Washington mendesak app store AS untuk menghapus aplikasi milik China yang dinilai tidak tepercaya,  termasuk TikTok dan WeChat.

Desakan ini muncul di tengah meningkatnya upaya oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk melawan jangkauan teknologi buatan China di Amerika Serikat.

Baca Juga: Hubungan memanas, AS dan China berpotensi meninjau ulang kesepakatan dagang

Desakan dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang ditujukan untuk Apple dan Google untuk menghapus aplikasi yang menandai cabang baru dalam kampanye "jaringan bersih" yang didorong pemerintah, yang awalnya berfokus pada mendorong negara-negara untuk melarang vendor China dari jaringan 5G.

Sebagai bagian dari upaya diversifikasi baru, Pompeo mengatakan departemennya juga berusaha mencegah aplikasi AS agar tidak diinstal sebelumnya.

"Kami tidak ingin perusahaan terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Huawei, atau aparat pengawasan [Partai Komunis China]," kata Pompeo tiga minggu setelah pemerintahan Trump mengumumkan sanksi terhadap karyawan raksasa telekomunikasi tersebut dengan alasan yang sama.

Pompeo memberikan sedikit rincian tentang bagaimana upaya semacam itu akan dilakukan, dan tidak memberikan indikasi bahwa pedoman tersebut mengikat.

Baca Juga: Facebook rilis Reels, aplikasi yang disebut-sebut menyontek TikTok

Selain fokus baru pada aplikasi seluler, strategi "jaringan bersih", yang telah mendapat dukungan lebih dari 30 negara dan wilayah menurut Departemen Luar Negeri, kini juga akan mencakup masalah seputar kabel data bawah laut dan komputasi awan.

“Kami melindungi informasi pribadi paling sensitif warga Amerika, dan kekayaan intelektual bisnis kami yang paling berharga agar tidak diakses pada sistem berbasis cloud yang dijalankan oleh perusahaan seperti Alibaba, Baidu, China Mobile, China Telecom, dan Tencent," kata Pompeo. 

Pompeo pada Rabu juga meminta Komisi Komunikasi Federal (FCC) untuk mencabut dan menghentikan otorisasi China Telecom dan tiga penyedia lainnya, yang tidak dia identifikasi, untuk menyediakan layanan telekomunikasi internasional ke dan dari AS.

Baca Juga: Abaikan Rusia, AS pastikan akan memperpanjang embargo senjata Iran

Di sisi lain Beijing telah menolak kampanye "jaringan bersih", dan justru menuduh Washington yang telah memainkan trik kotor.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×