kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menelaah lagi prinsip investasi saham Warren Buffett


Minggu, 29 Desember 2019 / 04:30 WIB
Menelaah lagi prinsip investasi saham Warren Buffett


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Warren Buffett adalah contoh terbaik bahwa investasi saham bisa membuat kita menjadi lebih kaya. Buffett tidak sendirian. Banyak pemegang saham pasif Bershire Hathaway, terutama yang membeli saham tersebut di tahun 1960-an, ikut kecipratan rejeki menjadi miliarder.

Dalam kurun waktu 55 tahun terakhir, perusahaan yang dikelola Buffett ini memberikan imbal hasil rata-rata 23% per tahun. Perlu digarisbawahi bahwa Buffett bukanlah seorang trader saham, Buffett adalah seorang investor saham.

Baca Juga: Warren Buffet: Saya berlibur setiap hari, tidak ada kaitannya dengan uang

Mengutip Harian KONTAN, dalam artikel yang ditulis Lukas Setia Atmaja, Lukas menuliskan bahwa sebagai dosen, ia selalu mengajarkan prinsip dan strategi investasi ala Buffett kepada mahasiswa di kelas investasi. Supaya lebih bisa meresapi, Lukas juga kerap memutarkan video berjudul Worlds Greatest Money Maker, yang merupakan video dokumenter tentang Buffett produksi BBC.

Video ini bisa juga Anda lihat di Youtube. Anda bisa mencarinya dengan kata kunci Buffett dan BBC.

Di video tersebut diceritakan kehidupan Buffett secara lengkap. Tidak hanya kantornya yang amat sederhana, tetapi makanan kesukaannya, rumahnya, riwayat hidupnya, percintaannya hingga filosofi investasinya. Yang menarik adalah kesempatan mendengar langsung tips Buffett.

Diutarakan ada delapan rahasia dari Buffett agar kita menjadi lebih kaya lewat investasi saham. Pertama, Invest, dont speculate. Investasi diibaratkan seperti menanam benih, menunggu hingga tumbuh, berkembang dan berbuah.

Baca Juga: Ini 10 miliarder yang nilai kekayaan melonjak tinggi dalam satu dekade terakhir

Bagi Buffett membeli saham dengan harapan besok lusa atau minggu depan harga saham akan naik adalah spekulasi. Dalam jangka waktu begitu pendek, sulit sekali meramal apa yang akan terjadi dengan harga saham. Jika ingin berinvestasi, kata Buffett, bersiaplah untuk menanam dana yang kita miliki dalam jangka waktu yang panjang, pada saham yang memiliki fundamental bagus.

Buffett juga memberi tips bagaimana memanfaatkan Mr. Market. Ini adalah istilah dari Benyamin Graham, guru Buffett, merujuk pada pelaku di bursa saham. Buffett merujuk pada bab kedelapan buku Graham yang legendaris, The Intelligent Investor.

Buffett menuturkan, Mr. Market harus melayani investor, bukan mendikte investor. Mr. Market terkadang tidak rasional, sehingga memberikan peluang bagi investor untuk membeli suatu saham dengan harga super diskon.

Baca Juga: Resolusi Tahun Baru 2020 Warren Buffett: Menemukan gajah baru

Kedua, You dont have to diversify. Prinsip ini sering disalahartikan bahwa Buffett anti diversifikasi. Yang dimaksud Buffett adalah belilah saham karena memang kita mengerti fundamental perusahaan tersebut, bukan sekedar membeli banyak saham.

Nyatanya, Buffett memiliki hampir 25 saham dalam portofolio investasinya. Total nilai enam saham terbesar di portofolio Buffett mewakili 78% dari nilai total portofolio yang ia miliki. Buffett menegaskan, jika memegang terlalu banyak saham, misalnya 50, maka akan sulit untuk mengikuti perkembangan fundamental masing-masing saham.

Ketiga, Dont just buy shares, be a business owner. Investor sering lupa bahwa di balik saham ada sebuah bisnis yang butuh waktu untuk bertumbuh. Sebagian besar saham yang ada di portofolio Buffett adalah saham perusahaan barang konsumsi dan makanan, bank atau jasa keuangan serta bisnis ritel. Pilihan sahamnya konsisten dengan prinsip investasi jangka panjang.

Keempat, Dont get into debt. Buffett tidak suka berutang, apalagi untuk berinvestasi saham. Bahkan dia tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan yang utangnya lebih banyak dari ekuitas.

Baca Juga: Nilai kekayaan orang terkaya di Asia ini bertambah Rp 238 triliun di sepanjang 2019!

Prinsip menggunakan ekuitas untuk berinvestasi di saham ini konsisten dengan prinsip berinvestasi secara jangka panjang. Harga suatu saham sangat fluktuatif, sehingga penggunaan ekuitas memberikan kemampuan bagi investor untuk tidak menjual sahamnya pada saat harga jatuh. Jangan sampai gara-gara sedang butuh uang, saham yang harganya sedang turun terpaksa dijual.

Kelima, Allocate capital efficiently. Buffett sigap dalam mengalokasikan keuntungan dari satu bisnis ke bisnis baru yang dianggap prospektif.

Bershire Hathaway adalah perusahaan asuransi yang menerima premi di depan dan membayar kemudian hari. Ini memberikan dana besar bagi Buffett untuk berinvestasi di berbagai bisnis.

Baca Juga: Enam pemikiran istimewa jelang akhir tahun dari Warren Buffett

Keenam, Think independently. buffett tinggal di Omaha, sekitar 1.800 kilometer jauhnya dari Wall Street. Tapi dia mengatakan bahwa semakin jauh posisinya dari hiruk pikuk bursa saham, maka semakin baik. Pasalnya, hal ini membuat investor jangka panjang kurang dipengaruhi oleh kehebohan jangka pendek.

Buffett terkenal tidak peduli dengan apa kata dunia. Tidak hanya dalam berinvestasi, tetapi dalam memilih makanan dan masalah percintaan. Salah satu kisah sukses Buffett adalah saat membeli sejumlah besar saham Coca Cola. Meskipun mayoritas analis saham dan pelaku pasar menganggap harga saham Coca Cola kemahalan, ia berpikir sebaliknya.

Ketujuh, Always be ready to break your own rule. Buffett membuat sejumlah peraturan dalam berinvestasi dan selalu disiplin dalam menerapkannya. Namun ia tidak ragu untuk melanggar peraturan tersebut bilamana diperlukan, misalnya jika kondisi berubah.

Baca Juga: Warren Buffett memberi hadiah Natal berupa saham kepada kerabatnya

Kedelapan, dan yang paling sulit kita tiru, adalah prinsip Give it away. Buffett telah mendermakan 99% dari kekayaannya. Prinsip terakhir menunjukkan bahwa bagi Buffett uang bukan segalanya.

Ini juga tercermin dari gaya hidupnya yang amat sederhana. Mungkin ia terinspirasi pepatah Jawa yang diplesetkan oleh Butet Kertarajasa: Urip mung mampir ngguyu. Atau terjemahannya kurang lebih, hidup itu cuma buat mampir tertawa.

Artikel ini telah terbit di Harian KONTAN pada 9 Desember 2019, dengan judul: Belajar (Lagi) Prinsip Investasi Buffett, yang ditulis oleh Lukas Setia Atmaja.




TERBARU

[X]
×