Sumber: Harian KONTAN | Editor: Noverius Laoli
Buffett juga memberi tips bagaimana memanfaatkan Mr. Market. Ini adalah istilah dari Benyamin Graham, guru Buffett, merujuk pada pelaku di bursa saham. Buffett merujuk pada bab kedelapan buku Graham yang legendaris, The Intelligent Investor.
Buffett menuturkan, Mr. Market harus melayani investor, bukan mendikte investor. Mr. Market terkadang tidak rasional, sehingga memberikan peluang bagi investor untuk membeli suatu saham dengan harga super diskon.
Baca Juga: Resolusi Tahun Baru 2020 Warren Buffett: Menemukan gajah baru
Kedua, You dont have to diversify. Prinsip ini sering disalahartikan bahwa Buffett anti diversifikasi. Yang dimaksud Buffett adalah belilah saham karena memang kita mengerti fundamental perusahaan tersebut, bukan sekedar membeli banyak saham.
Nyatanya, Buffett memiliki hampir 25 saham dalam portofolio investasinya. Total nilai enam saham terbesar di portofolio Buffett mewakili 78% dari nilai total portofolio yang ia miliki. Buffett menegaskan, jika memegang terlalu banyak saham, misalnya 50, maka akan sulit untuk mengikuti perkembangan fundamental masing-masing saham.
Ketiga, Dont just buy shares, be a business owner. Investor sering lupa bahwa di balik saham ada sebuah bisnis yang butuh waktu untuk bertumbuh. Sebagian besar saham yang ada di portofolio Buffett adalah saham perusahaan barang konsumsi dan makanan, bank atau jasa keuangan serta bisnis ritel. Pilihan sahamnya konsisten dengan prinsip investasi jangka panjang.
Keempat, Dont get into debt. Buffett tidak suka berutang, apalagi untuk berinvestasi saham. Bahkan dia tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan yang utangnya lebih banyak dari ekuitas.
Baca Juga: Nilai kekayaan orang terkaya di Asia ini bertambah Rp 238 triliun di sepanjang 2019!
Prinsip menggunakan ekuitas untuk berinvestasi di saham ini konsisten dengan prinsip berinvestasi secara jangka panjang. Harga suatu saham sangat fluktuatif, sehingga penggunaan ekuitas memberikan kemampuan bagi investor untuk tidak menjual sahamnya pada saat harga jatuh. Jangan sampai gara-gara sedang butuh uang, saham yang harganya sedang turun terpaksa dijual.