Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia bereaksi keras terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memerintahkan serangan militer terhadap tiga situs nuklir Iran pada Minggu pagi waktu Teheran.
Dari pujian keras oleh Israel hingga kecaman tajam dari Iran dan negara-negara lain, ketegangan geopolitik meningkat tajam di kawasan Timur Tengah. Berikut adalah reaksi dari para pemimpin dunia terkait eskalasi terbaru ini.
Israel Dukung Penuh Aksi Trump: “Akan Mengubah Sejarah”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan apresiasi mendalam atas keputusan Presiden Trump. Dalam pernyataan yang direkam, Netanyahu menyebut tindakan itu sebagai “keputusan berani” yang akan “mencatat sejarah.”
“Selamat, Presiden Trump. Keputusan Anda yang berani untuk menyerang fasilitas nuklir Iran dengan kekuatan luar biasa dan benar dari Amerika Serikat akan mengubah sejarah. Sejarah akan mencatat bahwa Presiden Trump bertindak untuk mencegah rezim paling berbahaya di dunia memiliki senjata paling berbahaya di dunia,” ujarnya.
Baca Juga: Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Ini Dampaknya Bagi Perekonomian Global
Iran: Pelanggaran Serius Piagam PBB dan Hukum Internasional
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, melalui pernyataan di platform X (dulu Twitter), menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap Piagam PBB dan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
“Amerika Serikat, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, telah melakukan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam PBB dengan menyerang instalasi nuklir damai Iran. Tindakan ini sangat keterlaluan dan akan menimbulkan konsekuensi berkepanjangan,” tulis Araghchi.
Iran juga menegaskan bahwa pihaknya berhak melakukan pembelaan diri sesuai hukum internasional, dan “akan menggunakan segala opsi yang tersedia untuk mempertahankan kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya.”
Sekjen PBB: Serangan AS Mengancam Perdamaian Dunia
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi yang dinilai membahayakan stabilitas global.
“Saya sangat prihatin atas penggunaan kekuatan oleh Amerika Serikat terhadap Iran hari ini. Ini merupakan eskalasi berbahaya di kawasan yang sudah berada di ambang krisis, dan merupakan ancaman langsung terhadap perdamaian serta keamanan internasional,” tegas Guterres dalam pernyataan resminya.
Ia menyerukan kepada semua negara anggota PBB untuk menahan diri dan kembali ke jalur diplomasi, sembari menegaskan bahwa “tidak ada solusi militer untuk konflik ini.”
Reaksi Negara-Negara Dunia: Seruan Deeskalasi dan Diplomasi
Selandia Baru melalui Menteri Luar Negeri Winston Peters menyatakan keprihatinan terhadap aksi militer AS dan mendorong semua pihak untuk kembali ke meja perundingan.
“Aksi militer lanjutan di Timur Tengah sangat mengkhawatirkan. Kami mendukung sepenuhnya upaya diplomatik untuk mencapai resolusi yang lebih berkelanjutan daripada tindakan militer,” kata Peters.
Baca Juga: Perang Israel vs Iran Menguras Anggaran, Biayanya Capai Rp 3,2 Triliun per Hari
Australia mengakui adanya ancaman dari program nuklir dan rudal balistik Iran, namun tetap menyerukan dialog dan penyelesaian damai.
“Situasi keamanan di kawasan sangat mudah berubah. Kami terus menyerukan deeskalasi dan dialog sebagai jalan keluar,” demikian pernyataan pemerintah Australia.
Meksiko menyuarakan seruan serupa melalui unggahan resmi di platform X, menegaskan prinsip konstitusional kebijakan luar negerinya yang berpihak pada perdamaian.
Venezuela secara tegas mengecam serangan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan agresi militer yang dilakukan atas permintaan Israel.
“Republik Bolivarian Venezuela mengecam keras pemboman oleh militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Kami menuntut penghentian segera atas permusuhan ini,” kata Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil melalui Telegram.
Kuba turut menyuarakan penolakan keras melalui Presiden Miguel Díaz-Canel.
“Kami mengecam keras pengeboman oleh AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Ini adalah eskalasi berbahaya yang melanggar hukum internasional dan Piagam PBB, serta menjerumuskan umat manusia ke dalam krisis yang berpotensi tak terpulihkan,” ujarnya di platform X.