kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.937.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.444   90,00   0,55%
  • IDX 6.969   -139,15   -1,96%
  • KOMPAS100 1.011   -24,78   -2,39%
  • LQ45 775   -17,94   -2,26%
  • ISSI 227   -4,16   -1,80%
  • IDX30 402   -10,37   -2,52%
  • IDXHIDIV20 472   -11,39   -2,36%
  • IDX80 114   -2,57   -2,21%
  • IDXV30 116   -2,17   -1,83%
  • IDXQ30 130   -2,94   -2,22%

Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran, Rudal Iran Hantam Rumah Sakit di Israel


Kamis, 19 Juni 2025 / 15:39 WIB
Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran, Rudal Iran Hantam Rumah Sakit di Israel
ILUSTRASI. Krisis di Timur Tengah mencapai titik kritis pada Kamis setelah Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke situs nuklir utama Iran. REUTERS/Rami Shlush 


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis di Timur Tengah mencapai titik kritis pada Kamis (19 Juni 2025) setelah Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke situs nuklir utama Iran, sementara rudal-rudal Iran menghantam wilayah sipil di Israel, termasuk sebuah rumah sakit di Beersheba.

Dunia kini menanti langkah Presiden AS Donald Trump—apakah Amerika Serikat akan terlibat langsung dalam konflik ini.

Serangan Terbesar Israel terhadap Iran: Target Nuklir Dibombardir

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa operasi militer ini bertujuan untuk menghancurkan total program nuklir Iran, yang dianggap sebagai ancaman eksistensial.

Dalam pernyataan resminya, Netanyahu menegaskan bahwa “para tiran di Teheran akan membayar harga penuh,” dan menambahkan bahwa Israel tidak akan berhenti sampai ancaman nuklir Iran dieliminasi.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa militer telah diperintahkan untuk meningkatkan serangan terhadap target strategis di Teheran, termasuk instalasi nuklir, demi menggoyahkan “rezim Ayatollah.”

Baca Juga: Militer Israel Bunuh Dua Komandan Senior Hizbullah di Lebanon Selatan

Israel dilaporkan telah menyerang reaktor nuklir Khondab di Arak dan situs nuklir di Natanz, yang diyakini mengandung komponen untuk pengembangan senjata nuklir. Meskipun Iran menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai, Israel menilai ancaman tersebut nyata dan langsung.

Rudal Iran Serang Rumah Sakit dan Kawasan Sipil di Israel

Pada Kamis pagi, Iran membalas dengan menembakkan sejumlah rudal balistik yang menghantam wilayah-wilayah padat di Israel, termasuk rumah sakit Soroka di Beersheba. Garda Revolusi Iran mengklaim bahwa targetnya adalah fasilitas intelijen dan militer dekat rumah sakit tersebut.

Serangan ini menyebabkan kerusakan serius, dengan sedikitnya lima orang mengalami luka berat, serta puluhan lainnya terluka di beberapa lokasi berbeda, termasuk Tel Aviv dan Ramat Gan. Tim penyelamat melaporkan adanya warga yang masih terjebak di bangunan runtuh di Tel Aviv selatan.

Ketegangan Regional: Ancaman terhadap Stabilitas Global

Konflik ini telah menewaskan ratusan orang di Iran dan puluhan warga sipil di Israel, termasuk petinggi militer Iran. Ini adalah pertama kalinya dalam dekade terakhir rudal langsung dari Iran menembus sistem pertahanan Israel dan menyebabkan korban jiwa dalam negeri.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan komunitas internasional bahwa konflik dapat meluas menjadi perang regional besar. Kawasan Timur Tengah, yang vital bagi rantai pasokan energi global, kini berada di bawah ancaman disrupsi serius.

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Kripto Anjlok US$160 Miliar Akibat Perang Israel-Iran

Respons Global: Harga Minyak Meroket, Diplomasi Terhambat

Harga minyak mentah melonjak tajam setelah pengumuman serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, seiring meningkatnya kekhawatiran investor atas potensi gangguan pasokan energi. Ketegangan ini terjadi saat dunia masih menghadapi tekanan dari kebijakan tarif Presiden Trump dan prospek perlambatan ekonomi global.

Rencana pembicaraan nuklir antara AS dan Iran yang semula dijadwalkan pada Minggu lalu telah dibatalkan. Iran menolak melakukan negosiasi di tengah serangan, sementara Trump menyatakan bahwa perang bisa berakhir jika Teheran bersedia menerima pembatasan ketat terhadap program nuklirnya.

Trump Masih "Abstain", Dunia Menunggu Keputusan AS

Berbicara di luar Gedung Putih pada Rabu, Trump menolak memberikan kejelasan apakah AS akan bergabung dengan kampanye militer Israel. “Saya mungkin akan ikut, mungkin tidak. Tak ada yang tahu apa yang akan saya lakukan,” ujarnya.

Sebelumnya, Trump menyebut Iran berniat mengirim delegasi ke Washington, namun menyatakan bahwa langkah itu “terlambat.” Di sisi lain, beberapa anggota timnya disebut tengah mengevaluasi opsi serangan langsung AS terhadap fasilitas nuklir Iran, termasuk kemungkinan pembunuhan terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Baca Juga: Dibombardir Israel, Putin: Rakyat Iran Justru Kian Solid

Situs prediksi Polymarket menunjukkan bahwa 63% prediksi publik memperkirakan AS akan melakukan aksi militer terhadap Iran sebelum Juli—angka yang meski menurun dari 82% awal pekan ini, tetap jauh di atas level sebelum konflik dimulai.

Meskipun retorika Trump semakin tajam, isu intervensi militer memunculkan perpecahan di dalam koalisi politik yang mendukungnya. Beberapa kubu konservatif menentang keras keterlibatan AS dalam perang baru di Timur Tengah.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri dari Jerman, Prancis, dan Inggris dijadwalkan bertemu dengan Menlu Iran Abbas Araqchi di Jenewa, Jumat ini, untuk mencoba membuka kembali jalur diplomatik.

Selanjutnya: Hasil Investasi Dapen BCA Tumbuh 7,1% per Mei 2025

Menarik Dibaca: Inovasi Anak Muda Ubah Tantangan Iklim Jadi Peluang di Lahan Pertanian




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×