Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/DUBAI/YERUSALEM. Iran dan Israel kembali terlibat saling serang lewat udara pada Kamis (19/6), di tengah spekulasi apakah Presiden AS Donald Trump akan memutuskan untuk bergabung dalam serangan udara Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Konflik yang sudah berlangsung sepekan ini telah menghancurkan jajaran komando militer tertinggi Iran, merusak sebagian kemampuan nuklirnya, dan menewaskan ratusan orang.
Baca Juga: Dolar AS Menguat Tipis Kamis (19/6) Pagi, Waspadai Inflasi & Konflik Timur Tengah
Sementara itu, serangan balasan Iran telah menewaskan sedikitnya 24 warga sipil di Israel.
Ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini memicu kekhawatiran akan keterlibatan kekuatan global dan mengguncang stabilitas kawasan yang telah rentan akibat perang di Gaza.
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Trump kembali menghindari kepastian terkait langkah AS berikutnya.
“Saya mungkin akan melakukannya. Mungkin juga tidak. Tidak ada yang tahu apa yang akan saya lakukan,” ujarnya.
Namun dalam pernyataan selanjutnya, Trump menyebut bahwa pejabat Iran ingin datang ke Washington untuk menggelar pembicaraan.
“Mungkin kami akan melakukannya,” katanya, sebelum menambahkan, “Tapi sudah agak terlambat.”
Baca Juga: The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, Soroti Risiko Inflasi dan Dampak Tarif Trump
Khamenei: Iran Tidak Akan Menyerah
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menanggapi pernyataan Trump dengan pidato yang ditayangkan di televisi, penampilan publik pertamanya sejak Jumat lalu.
“Amerika harus tahu bahwa intervensi militer AS akan menyebabkan kerusakan yang tidak bisa diperbaiki,” tegas Khamenei. “Bangsa Iran tidak akan menyerah.”
Iran membantah tengah mengembangkan senjata nuklir dan menyatakan bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai.
Namun, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pekan lalu menyatakan bahwa Iran melanggar kewajiban non-proliferasi untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir.
Sementara itu, para Menteri Luar Negeri Jerman, Prancis, dan Inggris dijadwalkan mengadakan pembicaraan darurat dengan Menlu Iran di Jenewa pada Jumat untuk mendesak kembalinya Iran ke meja perundingan.
Namun di tengah upaya diplomatik, warga Teheran mulai mengungsi massal ke luar kota. Seorang warga bernama Arezou (31) mengatakan kepada Reuters bahwa rumah temannya terkena serangan dan adiknya terluka.
“Kami warga sipil, kenapa kami yang harus menanggung akibat dari keputusan rezim mengejar program nuklir?” keluhnya.
Baca Juga: Dibombardir Israel, Putin: Rakyat Iran Justru Kian Solid
AS Siap jika Diperlukan
Menurut Wall Street Journal, Trump telah menyetujui rencana serangan militer ke Iran, tetapi masih menunggu perkembangan terbaru terkait sikap Iran terhadap program nuklirnya.
Bloomberg melaporkan bahwa pejabat tinggi AS tengah mempersiapkan kemungkinan serangan ke Iran dalam beberapa hari ke depan.
Iran dan Israel Saling Luncurkan Drone dan Rudal
Kamis dini hari, pertahanan udara Iran mencegat sejumlah drone di sekitar Teheran, menurut kantor berita semi-resmi SNN.
Iran juga melaporkan telah menangkap 18 agen musuh yang diduga membantu pembuatan drone serangan di kota Mashhad.
Militer Israel menyebut telah mencegat dua drone dari Iran yang masuk ke wilayah Israel utara dan Lembah Yordan.
Netanyahu mengatakan Israel kini “selangkah demi selangkah” mengeliminasi ancaman dari situs nuklir dan rudal Iran.
“Kami menghantam situs nuklir, peluncur rudal, markas komando, dan simbol rezim Iran,” kata Netanyahu.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Trump, yang disebut sebagai “sahabat besar Israel,” atas dukungannya dalam konflik ini.
Baca Juga: Trump Hadapi Perpecahan di Basis MAGA Terkait Potensi Serangan ke Iran
Putin: Tidak Ingin Bahas Pembunuhan Khamenei
Presiden Rusia Vladimir Putin menolak berkomentar ketika ditanya tentang kemungkinan Israel dan AS membunuh Khamenei.
“Saya tidak ingin membahas kemungkinan itu,” ujarnya.
Namun, Putin menegaskan bahwa semua pihak seharusnya mencari solusi damai yang menjamin hak Iran atas energi nuklir damai dan hak Israel atas keamanan tanpa syarat.
Sejak Jumat lalu, Iran telah menembakkan sekitar 400 rudal ke Israel, dengan sekitar 40 rudal berhasil menembus pertahanan udara dan menewaskan 24 warga sipil, menurut otoritas Israel.
Sementara itu, Iran mengklaim setidaknya 224 orang tewas akibat serangan Israel, sebagian besar adalah warga sipil, meskipun angka itu belum diperbarui dalam beberapa hari terakhir.