Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Militer Israel (IDF) pada hari Selasa mengumumkan keberhasilan operasi yang menewaskan dua tokoh senior Hizbullah di Lebanon Selatan, dalam eskalasi terbaru konflik antara kedua pihak yang semakin intens sejak 2024.
Menurut juru bicara IDF berbahasa Arab, Avichay Adraee, pasukan Israel telah membunuh Yassin Abdel Moneim Ezzedine, komandan senior artileri Hizbullah yang beroperasi di sektor Litani, Lebanon Selatan.
"Ezzedine terlibat langsung dalam perencanaan berbagai serangan terhadap sasaran Israel dan memainkan peran penting dalam upaya Hizbullah membangun kembali kemampuan artilerinya," ungkap Adraee melalui pernyataan resmi dikutip dari financialexpress.
Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Kripto Anjlok US$160 Miliar Akibat Perang Israel-Iran
Adraee menambahkan bahwa Ezzedine telah “mendorong sejumlah besar rencana penembakan ke arah Israel dan terlibat dalam upaya pembangunan kembali kekuatan artileri Hizbullah.” IDF menyebut Ezzedine bertanggung jawab atas berbagai serangan roket ke wilayah Israel utara selama konflik yang sedang berlangsung.
Israel mengklaim bahwa aksi-aksi Ezzedine merupakan "pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan pemahaman antara Israel dan Lebanon."
Komandan Anti-Tank Hizbullah Juga Dihabisi
Selain Ezzedine, IDF juga mengonfirmasi bahwa Muhammad Ahmed Kharis, komandan pasukan anti-tank Hizbullah, telah tewas dalam serangan udara Israel di wilayah Nabatiya, Lebanon Selatan.
Melalui pernyataan di platform X (sebelumnya Twitter), militer Israel menyatakan, “Angkatan Udara menargetkan dan mengeliminasi Muhammad Ahmed Kharis, komandan anti-tank di markas Hizbullah Shebaa, wilayah Nabatiya.”
Menurut IDF, Kharis bertanggung jawab atas berbagai serangan terhadap Israel, termasuk serangan rudal anti-tank pada tahun 2024 di Gunung Dov, yang memicu eskalasi besar dalam konflik di perbatasan utara.
Baca Juga: Dibombardir Israel, Putin: Rakyat Iran Justru Kian Solid
Hizbullah Belum Menanggapi
Hingga berita ini diturunkan, pihak Hizbullah belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kematian dua komandannya tersebut. Namun, pengamat menilai pembunuhan ini berpotensi memicu balasan militer dan memperdalam ketegangan antara Israel dan kelompok yang didukung Iran tersebut.
Serangan terbaru ini mencerminkan meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel–Lebanon sejak pecahnya konflik besar antara Israel dan Hamas di Gaza pada Oktober 2023.
Hizbullah telah melancarkan serangan berkala sebagai bentuk dukungan terhadap sekutu mereka di Palestina, sementara Israel terus melancarkan operasi pencegahan terhadap para komandan militer Hizbullah yang dianggap mengancam keamanannya.