kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menengok emosi beragam warga Wuhan selepas penguncian berakhir


Selasa, 31 Maret 2020 / 16:11 WIB
Menengok emosi beragam warga Wuhan selepas penguncian berakhir
ILUSTRASI. Orang-orang yang memakai masker berjalan melewati gerai Dolce & Gabbana di sebuah pusat perbelanjaan di Wuhan, Provinsi Hubei, pusat penyebaran penyakit virus corona baru, di China, 30 Maret 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WUHAN. Penduduk Kota Wuhan, yang merupakan titik nol pandemi virus corona baru, memiliki emosi beragam, ketika langkah-langkah penguncian pemerintah cabut dan tingkat infeksi komunitas melambat jadi nol.

Pembatasan ketat atas pergerakan orang dan bisnis di Wuhan berlangsung selama hampir dua bulan. Kota berpenduduk 11 juta orang ini menyumbang  60% dari total infeksi di China, yang mencapai 81.518 pada Selasa (31/3).

Wuhan, yang menjadi pusat wabah virus corona, melaporkan tidak ada kasus baru untuk hari ketujuh, ketika bisnis buka kembali dan penduduk mulai mengklaim kembali kehidupan yang lebih normal setelah terkurung.

Beberapa perusahaan telah kembali beroperasi, dan Pemerintah Kota Wuhan akan mulai mengizinkan orang untuk pergi keluar dari Ibu Kota Provinsi Hubei tersebut pada 8 April nanti.

Baca Juga: Kasus corona China melorot tajam, tak ada kasus baru di Wuhan selama 6 hari beruntun

Karyawan yang memakai masker dan sarung tangan menyambut pelanggan di pintu masuk Wuhan International Plaza, rumah bagi butik-butik merek-merek mewah, seperti Cartier dan Louis Vuitton, yang baru buka kembali.

"Wuhan International Plaza sangat representatif (Kota Wuhan)," kata Zhang Yu, warga Wuhan, kepada Reuters. "Jadi, pembukaan kembali (Wuhan International Plaza) benar-benar membuat saya merasa kota ini hidup kembali".

Hanya, seorang pedagang buah bermarga Fang mengatakan, penguncian kota telah merusak mata pencahariannya. "Tentu saja saya takut," ungkapnya kepada Reuters, sambil menunjuk ke dua masker yang dia kenakan.

"Saya tidak menghasilkan uang selama dua bulan terakhir," ujar dia saat mengemas apel yang dia jual ke kompleks perumahan dengan harga grosir.

Baca Juga: Setelah sempat melonjak, China laporkan penurunan kasus corona untuk hari keempat

Fang tak kuasa mengeluarkan air mata ketika dia menggambarkan rencananya untuk melihat anak-anaknya yang sudah kembali ke kampung halamannya setelah Tahun Baru Imlek pada Januari lalu.

Namun, dia tidak bisa segera pulang ke kampung halamannya setelah penguncian berakhir. Soalnya, ia harus tetap berada di Wuhan untuk menjual stok buahnya. "Paling cepat stok mungkin akan habis pada Juni," katanya.

Sikap warga Wuhan masih jauh dari selaras, dengan beberapa menyatakan kebanggaan besar terhadap pemerintah. Sementara yang lain mengatakan, bantuan yang mereka terima belum mengimbangi biaya akibat lockdown.

Pemerintah China telah meluncurkan berbagai langkah untuk meringankan dampak ekonomi yang menghancurkan dari wabah itu, dan berjanji untuk membantu Wuhan bangkit kembali.

Baca Juga: Berdetak lagi, Wuhan mulai buka subway dan stasiun kereta api usai lockdown

Hu Yanfang, yang mengawasi pembongkaran kotak peralatan pelindung dan makanan di perumahannya di Wuhan, memiliki pandangan berbeda.
"Sekarang jauh lebih baik," sebut Hu, yang mengepalai komite penghuni kompleks perumahannya.

Suaranya pecah dengan emosi ketika dia menceritakan, bagaimana ia telah bekerja selama dua bulan terakhir untuk mendukung tetangga-tetangganya dan membersihkan sanitasi kompleks.

Hu berterima kasih kepada pemerintah karena mengirim banyak perlengkapan pelindung seperti masker. Dan, dia merasa optimis pemerintah memiliki cara mengatasi krisis di tangan.

"Itu membuat saya merasa negara kita kuat, lihat saja negara-negara seperti Eropa," katanya ke Reuters merujuk pada angka infeksi dan kematian yang meningkat di negara-negara Eropa, seperti Italia dan Spanyol.

Baca Juga: Cerita leganya warga Wuhan bisa kembali usai lockdown dibuka

"Pemerintah membantu kami mendapatkan ini," ujar Hu yang menunjukkan irisan daging babi yang baru saja tiba. Daging babi akan dijual ke penduduk dengan harga hanya setengah dari harga biasanya.

Warga Wuhan lain, Yu Tianhong, setuju dengan Hu saat dia mengantre untuk membeli tulang rusuk.

"Ini menunjukkan, bagaimana pemerintah memberikan dukungan dan cinta kepada mereka yang tinggal di rumah. Ini bukan hanya tentang daging dan uang. Ini membuat kita merasa seperti ada orang yang peduli dengan kita," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×