Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan telah mengalami penurunan dalam beberapa kuartal terakhir. Ekonomi Negeri Ginseng terpukul permintaan global yang mendingin dan perang tarif AS-China yang berkepanjangan, karena ketergantungan yang besar pada ekspor keripik, mobil dan kapal.
Sejumlah bank investasi global telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Korsel 2019 menjadi 1,6%, dibandingkan dengan proyeksi bank sentral sebesar 2,2% dari pertumbuhan aktual 2,7% tahun lalu.
Baca Juga: Gara-gara investor berburu saham, harga emas masih tak berkutik
Dalam pembaruan reguler pada prospek ekonomi global yang dirilis Selasa malam, Dana Moneter Internasional (IMF) juga memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi 2019 dan 2020 Korea Selatan masing-masing sebesar 0,6 poin persentase menjadi 2,0% dan 2,2%.
Melansir Reuters, ekonomi Korsel hanya tumbuh 1,9% pada paruh pertama tahun ini dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini juga turun tajam dari kenaikan 2,5% pada paruh kedua tahun lalu dan kenaikan 2,8% pada periode enam bulan sebelumnya.
Ekonomi yang biasanya kuat sekarang menghadapi ancaman deflasi serius karena harga konsumen pada bulan September mencatat penurunan tahunan pertama mereka dalam sejarah modern negara itu.