Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi
Wang Wei, pemilik Shunfeng Express Group cukup luwes menjalankan bisnisnya. Untuk mengembangkan bisnis pengiriman barang, Wei memutuskan menggandeng investor. Padahal sebelumnya, pria berusia 46 tahun ini ogah mengundang investor masuk. Tapi, akhirnya dia harus realistis. Terbukti, masuknya mitra baru membuat SF Express berkembang dan bisa bersaing dengan para kompetitor, bahkan menjadi pemain terbesar di kawasan China.
Kekayaan Wang Wei, pengusaha yang bergerak di bidang logistik Shunfeng (SF) Express Group merangsek naik usai mencatatkan saham perdana di pasar saham. Hingga 25 April 2017, nilai kekayaan Wei mencapai US$ 18,9 miliar. Dengan harta sebanyak itu, pria berusia 46 tahun ini tercatat menjadi orang kaya nomor empat di China dan nomor 60 di dunia.
Perkembangan bisnis jasa pengiriman yang dimiliki Wei tidak tumbuh tanpa bantuan. Mengutip ecommerceiq.asia pada 2013, Wei menjual 25% saham ke konsorsium investor dari Hong Kong yang dipimpin oleh CITIC Capital Holdings Limited. Walaupun belum jelas berapa nilai investasi pemodal Hong Kong, masuknya investor ke SF Express Group ini cukup menjadi perhatian.
Hal ini karena sebelumnya Wei berprinsip tidak akan memasukkan investor baru dalam perusahaan. Masuknya investor ini merupakan yang pertama sejak 1993 perusahaan ini berdiri. Sebelum tahun 2013, Wei tidak terlalu banyak berurusan dengan investor dan media. Mengutip FT.com, beberapa investor bahkan berani membayar sejumlah uang agar bisa bertemu dan berbicara dengan Wei. Setelah masuknya investor baru ini, Wei menjadi sedikit terbuka dengan investor.
Selain itu, opsi masuk ke pasar modal juga menjadi perhatian Wei. Sebab, menurut Wei, dana dari pasar modal ini bisa digunakan perusahaan untuk bertumbuh.
Apalagi dengan semakin banyaknya pesaing yang masuk pasar modal. Dus, Wei harus memikirkan strategi untuk mendapatkan dana yang cukup cepat dari pasar modal. Ditambah lagi beberapa kompetitor melakukan perang harga untuk membetot perhatian pelanggan.
Mengutip Bloomberg, di China ada enam perusahaan besar pengiriman barang. Yang terbesar masih SF Express, kemudian disusul YTO, Yunda, ZTO, dan STO Expess.
YTO dan ZTO Express sudah mencatatkan saham di pasar modal. YTO Express masuk ke pasar modal dengan cara backdoor listing seperti dilakukan SF Expess. Saat ini valuasi YTO tercatat US$ 10 miliar.
Kompetitor kuat SF Express lain adalah ZTO. Perusahaan jasa logistik asal China ini meraih dana sekitar US$ 1,4 miliar dari pasar modal sehingga nilai perusahaan ini menjadi sekitar US$ 12 miliar.
Untuk mengembangkan bisnis, Wei juga ingin masuk ke bisnis pengiriman paket internasional. Wei mengincar pasar beberapa negara Asia seperti Thailand dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya sebagai negara tujuan pengiriman barang.
Meski begitu, Wei harus memperhitungkan kompetitor yang sudah masuk ke bisnis tersebut lebih dahulu. Perusahaan tersebut adalah STO Express. Perusahaan ini sudah lama menancapkan kuku di bisnis pengiriman internasional sebelumnya.
Meskipun persaingan di bisnis pengiriman paket cukup ketat, Wei yakin, bisnis pengiriman paket di China masih bisa tumbuh besar.
Hal ini seiring dengan maraknya penjualan barang secara online terutama disumbang dari beberapa peritel online besar seperti Alibaba. Pada 2016 lalu, total barang yang dikirimkan melalui paket di China sebanyak 31 miliar barang. Dari jumlah tersebut sebesar 60% berasal dari transaksi belanja konsumen lewat perusahaan ritel online.
Bisnis pengiriman barang online di China memang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Pangsa pasar transaksi online mencapai 40% dari total pengiriman barang di dunia. Mengutip Dailymail, saat ini SF Express mempunyai 120.000 pegawai dengan 13.000 kantor serta 36 unit pesawat kargo. Tiap hari SF Express bisa mengangkut kiriman barang seberat 1.400 ton.
(Bersambung)
Berita Terkait
