kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.934.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Menhan Israel: Kami Tidak Akan Mengizinkan Pembentukan Negara Palestina


Jumat, 25 Juli 2025 / 16:19 WIB
Menhan Israel: Kami Tidak Akan Mengizinkan Pembentukan Negara Palestina
ILUSTRASI. Seorang pria yang memegang bendera Palestina berdiri di depan kendaraan militer Israel selama serangan Israel di Tulkarm, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 3 September 2024. REUTERS/Mohammed Torokman


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, secara terbuka menegaskan bahwa mereka tidak akan mengizinkan pembentukan negara Palestina. Menurutnya, keberadaan Palestina akan mengancam keamanan wilayah.

Komentar tersebut adalah respons Katz terhadap pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang mendukung Solusi Dua Negara atau Two-State Solution dalam penyelesaian masalah antara Israel dan Palestina.

Melalui akun X pribadinya hari Jumat (25/7), Katz melihat hadirnya Palestina sebagai ancaman atas eksistensi Israel. Katz juga mengajak para sekutunya untuk mencegah ancaman tersebut.

Baca Juga: Kanada Kecam Israel atas Krisis Kemanusiaan di Gaza dan Pemblokiran Bantuan

"Kami tidak akan membiarkan terbentuknya entitas Palestina yang merusak keamanan kami, membahayakan keberadaan kami, dan melanggar hak historis kami atas tanah Israel. Kita semua bersatu untuk mencegah ancaman serius ini," tulis Katz di akun X pribadinya, @Israel_katz.

Tidak hanya itu, Katz juga menyebut dukungan Prancis terhadap Two-State Solution sebagai aib dan penyerahan diri kepada terorisme, serta dukungan bagi para pembunuh dari Hamas.

Selain Katz, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga mengecam keputusan Macron yang mengakui negara Palestina. Netanyahu menyebut pernyataan itu sebagai hadiah bagi aksi teror.

"Pernyataan itu adalah sebuah langkah yang memberi penghargaan bagi teror dan berisiko menciptakan proksi Iran lainnya," ungkap Netanyahu, seperti dikutip TASS.

Baca Juga: Prancis Akan Akui Negara Palestina di PBB, Israel dan AS Murka

Prancis Mendukung Two-State Solution

Emmanuel Macron, pada Kamis malam waktu setempat, mengatakan bahwa Prancis akan secara resmi mengakui Negara Palestina pada sidang Majelis Umum PBB (UNGA) bulan September mendatang.

Dalam pernyataannya, Macron melihat bahwa hal terpenting yang harus dicapai saat ini adalah mengakhiri perang di Gaza dan memberikan bantuan kepada warga sipil.

Macron juga menyoroti pentingnya memastikan demiliterisasi gerakan Hamas di Palestina, serta keamanan dan pemulihan Gaza.

Baca Juga: Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Dukungannya Terhadap Israel Jadi Sorotan

"Pada akhirnya, kita perlu membangun Negara Palestina, memastikan kelangsungan hidupnya, dan memastikan bahwa, dengan menerima demiliterisasi dan mengakui sepenuhnya Israel, negara ini berkontribusi terhadap keamanan semua negara di Timur Tengah," ungkap Macron dalam surat terbuka untuk Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, yang dibagikan lewat akun X pribadinya, @EmmanuelMacron.

Sebelum ini, Irlandia, Spanyol, dan Norwegia sudah mengumumkan pengakuan mereka terhadap Negara Palestina pada tahun 2024. Rusia, saat masih berbentuk Uni Soviet, juga mengakui Negara Palestina pada tahun 1988.

Langkah berani Prancis ini diprediksi akan segera diikuti negara Barat lain.

Tonton: Prancis Akan Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB, Netanyahu Murka!

Selanjutnya: Neymar Geram Dihina Suporter: “Saya Akan Pergi Jika Saya Merugikan Santos”

Menarik Dibaca: Ini Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Sabtu, 26 Juli 2025




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×