kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   0,00   0,00%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Menlu AS dorong embargo senjata Iran di PBB, Rusia: Lutut Amerika ada di leher Iran


Rabu, 01 Juli 2020 / 06:21 WIB
Menlu AS dorong embargo senjata Iran di PBB, Rusia: Lutut Amerika ada di leher Iran
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Mangel Ngan/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Jika Washington tidak berhasil dalam memperpanjang embargo senjata Iran, AS mengancam untuk mengembalikan kembali semua sanksi PBB terhadap Iran di bawah kesepakatan nuklir, meskipun harus melanggar kesepakatan pada 2018. Para diplomat mengatakan Washington akan menghadapi kesulitan, kekacauan, dan pertarungan yang sangat sulit.

Baca Juga: Iran mau berunding dengan AS, syaratnya AS minta maaf

Iran telah melanggar sebagian dari perjanjian nuklir sebagai respons dari penarikan AS dan penerapan kembali sanksi Washington.

Kepala Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian PBB Rosemary DiCarlo mengatakan kesepakatan nuklir itu penting untuk keamanan regional dan internasional. Dia menambahkan: "Oleh karena itu sangat disesalkan bahwa masa depan perjanjian ini diragukan."

Inggris, Prancis dan Jerman menyatakan keprihatinan mereka kepada PBB bahwa dengan mencabut embargo senjata terhadap Iran akan memiliki implikasi besar bagi keamanan dan stabilitas regional. Namun, mereka juga mengatakan tidak akan mendukung upaya AS untuk secara sepihak memicu pengembalian semua sanksi PBB terhadap Iran.

Baca Juga: Israel akan caplok Tepi Barat, Hamas siap deklarasikan perang

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan: "Komunitas internasional pada umumnya - dan Dewan Keamanan PBB pada khususnya - menghadapi keputusan penting: Apakah kita tetap menghormati aturan hukum, atau apakah kita kembali ke hukum rimba dengan menyerah pada tingkah pengganggu penjahat?"



TERBARU

[X]
×