kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.193   -67,00   -0,41%
  • IDX 6.943   15,17   0,22%
  • KOMPAS100 1.011   2,75   0,27%
  • LQ45 774   1,24   0,16%
  • ISSI 227   0,50   0,22%
  • IDX30 398   -0,44   -0,11%
  • IDXHIDIV20 461   -1,20   -0,26%
  • IDX80 113   0,24   0,21%
  • IDXV30 114   -0,48   -0,42%
  • IDXQ30 129   -0,28   -0,22%

Menteri luar negeri ASEAN bertemu, persaingan kekuasaan AS-China juga jadi topik


Rabu, 09 September 2020 / 14:06 WIB
Menteri luar negeri ASEAN bertemu, persaingan kekuasaan AS-China juga jadi topik
ILUSTRASI. Seorang wanita melewati bendera negara-negara Asia Tenggara di KTT ASEAN di Suntec Convention Center di Singapura, 11 November 2018.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengatakan dalam sambutan pembukaan, "masyarakat dan perusahaan menderita kerugian besar". Dan, "Lingkungan geopolitik, ekonomi regional, termasuk Laut Timur (Laut Cina Selatan), mengalami beberapa pergolakan, memengaruhi perdamaian dan stabilitas," sebut dia.

"Persaingan kekuasaan" antara AS dan China kemungkinan akan mencuri perhatian, menurut seorang diplomat senior Asia Tenggara kepada AFP seperti dilansir Channel News Asia, yang berbicara tanpa menyebut nama.

"Amerika Serikat dan China kemungkinan akan menggunakan pertemuan itu sebagai platform untuk saling melempar segalanya," katanya.

Negara-negara kecil akan "mengatakan kalimat biasa" dan kemudian berlindung saat Washington dan Beijing bertempur, tambahnya.

Baca Juga: China peringatkan ASEAN: Jangan mendukung si biang onar

Perselisihan antara kedua kekuatan sudah tinggi terkait perdagangan, penyebab pandemi virus corona, dan kebijakan China di Hong Kong, tempat Beijing memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional.

Ada juga kekhawatiran bahwa virus corona mungkin telah memberikan perlindungan bagi China untuk membuat permainan baru di Laut China Selatan.

Zachary Abuza, pakar politik Asia Tenggara dari National War College, Washington, mengatakan, tidak mungkin ada banyak kemajuan dalam pembicaraan mengenai perairan yang disengketakan tersebut.

"China telah secara efektif menggunakan bantuan Covid-19 dan janji-janji vaksin, dan uji coba di Filipina dan Indonesia, untuk benar-benar mencoba menghentikan momentum diplomatik menuju diskusi Laut China Selatan," katanya kepada AFP seperti Channel News Asia lansir.

Selanjutnya: Tuduh langgar wilayah kedaulatannya, Vietnam kutuk latihan militer China




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×