kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Menteri luar negeri ASEAN bertemu, persaingan kekuasaan AS-China juga jadi topik


Rabu, 09 September 2020 / 14:06 WIB
Menteri luar negeri ASEAN bertemu, persaingan kekuasaan AS-China juga jadi topik
ILUSTRASI. Seorang wanita melewati bendera negara-negara Asia Tenggara di KTT ASEAN di Suntec Convention Center di Singapura, 11 November 2018.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - HANOI. Persaingan kekuasaan Amerika Serikat (AS)-China akan mendominasi diskusi ketika para menteri luar negeri (menlu) dari 10 negara Asia Tenggara memulai pertemuan secara online pada Rabu (9/9), dengan diplomat tinggi Washington siap untuk membidik "intimidasi" Beijing di Laut China Selatan.

Pertemuan menlu ASEAN itu terjadi hanya beberapa hari setelah China meluncurkan rudal balistik di Laut China Selatan sebagai bagian dari latihan tembakan langsung. Dan, ketika Washington dan Beijing bentrok atas berbagai masalah, mulai dari perdagangan hingga virus korona.

Mengutip Channel News Asia, para menlu ASEAN akan bergabung dengan Menlu AS Mike Pompeo dan Menlu China Wang Yi. Ini menjadi pertemuan pertama mereka sejak AS mengumumkan sanksi terhadap perusahaan China atas pembangunan pulau buatan di Laut China Selatan.

Laut China Selatan yang kaya sumber daya diklaim secara keseluruhan oleh Beijing, tetapi juga diperebutkan oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan.

Baca Juga: Militerisasi di Laut China Selatan, Menlu Retno: Satu kata, mengkhawatirkan

Pertengkaran baru antara China dan Filipina atas Scarborough Shoal, salah satu tempat penangkapan ikan terkaya di kawasan itu, juga akan jadi topik pembicaraan pertemuan menlu ASEAN.

"Partai Komunis China terlibat dalam pola yang jelas dan intensif untuk menindas tetangganya," kata Pompeo menjelang pertemuan menlu ASEAN seperti dikutip Channel News Asia.

Ketegangan atas Semenanjung Korea juga akan menjadi agenda pertemuan. Pembicaraan antara Pyongyang dan Washington tentang persenjataan nuklir Korea Utara terhenti sejak KTT Hanoi antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump tahun lalu.

Hanya, pandemi Covid-19 akan menjadi topik utama dalam diskusi, setelah Vietnam, Ketua ASEAN saat ini, memperingatkan pada KTT Juni lalu bahwa dampak dari virus corona telah menyapu keuntungan ekonomi kawasan selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Menlu Retno: Indonesia tidak ingin terjebak oleh persaingan AS dan China

Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengatakan dalam sambutan pembukaan, "masyarakat dan perusahaan menderita kerugian besar". Dan, "Lingkungan geopolitik, ekonomi regional, termasuk Laut Timur (Laut Cina Selatan), mengalami beberapa pergolakan, memengaruhi perdamaian dan stabilitas," sebut dia.

"Persaingan kekuasaan" antara AS dan China kemungkinan akan mencuri perhatian, menurut seorang diplomat senior Asia Tenggara kepada AFP seperti dilansir Channel News Asia, yang berbicara tanpa menyebut nama.

"Amerika Serikat dan China kemungkinan akan menggunakan pertemuan itu sebagai platform untuk saling melempar segalanya," katanya.

Negara-negara kecil akan "mengatakan kalimat biasa" dan kemudian berlindung saat Washington dan Beijing bertempur, tambahnya.

Baca Juga: China peringatkan ASEAN: Jangan mendukung si biang onar

Perselisihan antara kedua kekuatan sudah tinggi terkait perdagangan, penyebab pandemi virus corona, dan kebijakan China di Hong Kong, tempat Beijing memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional.

Ada juga kekhawatiran bahwa virus corona mungkin telah memberikan perlindungan bagi China untuk membuat permainan baru di Laut China Selatan.

Zachary Abuza, pakar politik Asia Tenggara dari National War College, Washington, mengatakan, tidak mungkin ada banyak kemajuan dalam pembicaraan mengenai perairan yang disengketakan tersebut.

"China telah secara efektif menggunakan bantuan Covid-19 dan janji-janji vaksin, dan uji coba di Filipina dan Indonesia, untuk benar-benar mencoba menghentikan momentum diplomatik menuju diskusi Laut China Selatan," katanya kepada AFP seperti Channel News Asia lansir.

Selanjutnya: Tuduh langgar wilayah kedaulatannya, Vietnam kutuk latihan militer China



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×