kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Merasa jadi alat, peraih medali olimpiade Iran kabur dari negaranya


Senin, 13 Januari 2020 / 01:00 WIB
Merasa jadi alat, peraih medali olimpiade Iran kabur dari negaranya


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Iran kembali kehilangan atlet berprestasi mereka. Satu-satunya perempuan negeri Mullah peraih medali olimpiade mengatakan melalui media sosial, dia telah meninggalkan tanah airnya.

Melansir Reuters, Kimia Alizadeh, atlet taekwondo penyabet medali perunggu di Olimpiade Rio 2016, dalam unggahan di Instagram, , Ahad (12/1), menyatakan, ia sudah pindah ke Eropa tanpa menyebut lokasi persisnya.

"Tidak ada yang mengundang saya ke Eropa dan saya belum mendapat tawaran yang menggiurkan. Tapi, saya menerima rasa sakit dan kerinduan sangat karena saya tidak ingin menjadi bagian dari kemunafikan, kebohongan, ketidakadilan, dan pujian," kata Alizadeh.

Baca Juga: Setelah 40 tahun, perempuan Iran akhirnya boleh menonton bola langsung di stadion

Mahin Farhadizadeh, Wakil Menteri Olahraga Iran, mengaku belum membaca tulisan Alizadeh. "Tetapi, sejauh yang saya tahu, dia selalu ingin melanjutkan studinya di bidang fisioterapi," ujarnya seperti dikutip kantor berita ISNA seperti dikutip Reuters.

Alizadeh menyebutkan, otoritas Iran telah menghubungkan kesuksesannya dengan manajemen mereka dan fakta bahwa ia mengenakan jilbab yang wajib bagi perempuan di Iran.

"Saya salah satu dari jutaan wanita yang tertindas di Iran yang telah mereka mainkan selama bertahun-tahun. Saya mengenakan apa pun yang mereka katakan kepada saya dan mengulangi apa pun yang mereka pesan. Setiap kalimat yang mereka pesan saya ulangi," tulisnya.

Baca Juga: Lantaran Wasit Perempuan, Iran Batalkan Siaran Bundesliga

"Tidak ada dari kami yang penting bagi mereka, kami hanya alat," sebut Alizadeh.

Dia menyatakan, sementara pemerintah mengeksploitasi medali olimpiadenya secara politis, para pejabat mempermalukannya dengan komentar seperti, "Tidak baik bagi seorang wanita untuk meregangkan kakinya!".

Namun, menurut Alizadeh, prestasinya meraih medali perunggu Olimpade 2016 dalam cabang taekwondo kategori 57 kg membuat bangga para perempuan Iran.

"Haruskah saya mulai dengan halo, selamat tinggal, atau belasungkawa? Halo orang-orang Iran yang tertindas, selamat jalan orang-orang Iran (yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Ukraina), belasungkawa saya kepada Anda," ujarnya.

Baca Juga: FIFA akan pastikan perempuan di Iran punya akses ke stadion bola

Alizadeh menjadi atlet Iran berprestasi ketiga yang berhenti mewakili negaranya dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Desember, Federasi Catur Iran mengatakan, juara catur Alireza Firouzja memutuskan tidak lagi membela Iran karena larangan informal untuk bertanding melawan pecatur asal Israel dalam sebuah kejuaraan.

Tiga bulan sebelumnya, Federasi Judo Internasional mengatakan, pejudo Iran Saeid Mollaei menolak untuk pulang karena khawatir dengan keselamatannya, setelah ia mengabaikan perintah dari persatuan judo Iran untuk keluar dari pertandingan guna menghindari kemungkinan bertemu atlet Israel.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×