CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Meski AS mengancam, Iran tetap kirim kapal tanker BBM ke Venezuela


Senin, 01 Juni 2020 / 18:41 WIB
Meski AS mengancam, Iran tetap kirim kapal tanker BBM ke Venezuela
ILUSTRASI. Sebuah kapal tanker minyak terlihat di terminal kargo kilang Jose di Venezuela dalam foto tak bertanggal ini. REUTERS/Jorge Silva


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Iran akan melanjutkan pengiriman bahan bakar minyak (BBM) ke Venezuela jika Caracas meminta lebih banyak pasokan, meskipun Washington mengecam perdagangan antara kedua negara yang ada di bawah sanksi Amerika Serikat (AS).

"Iran mempraktikkan hak perdagangan bebasnya dengan Venezuela, dan kami siap mengirim lebih banyak kapal jika Caracas menuntut lebih banyak pasokan dari Iran," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di TV pemerintah seperti dikutip Reuters.

Menentang ancaman AS, Iran telah mengirim lima tanker yang mengangkut BBM ke Venezuela, negara penghasil minyak Amerika Selatan, yang mengalami kekurangan pasokan bensin.

Baca Juga: AS: Ada sanksi bagi pemerintah dan perusahaan yang bantu Iran kirim BBM ke Venezuela

Berusaha untuk mencegah pengiriman lebih lanjut BBM dari Iran ke Venezuela, Washington memperingatkan pemerintah, pelabuhan, pengirim, dan perusahaan asuransi bahwa mereka bisa kena sanksi jika membantu kapal tanker tersebut.

Menurut Refinitiv Eikon pada Minggu (31/5), dua tanker Iran yang mengirim BBM ke Venezuela mulai berlayar kembali, ketika Pemerintah Venezuela menyiapkan stasiun untuk mulai mengisi bensin.

Ketegangan meningkat antara musuh lama, Teheran dan Washington sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir Iran pada 2015 dengan enam kekuatan utama, dan menerapkan kembali sanksi terhadap negeri Mullah.

Baca Juga: Direcoki Amerika Serikat, militer Venezuela akan kawal kapal tanker Iran


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×