kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski sudah mendapat dukungan AS, Vietnam tetap khawatir pada China


Rabu, 29 Juli 2020 / 13:26 WIB
Meski sudah mendapat dukungan AS, Vietnam tetap khawatir pada China
ILUSTRASI. Pertemuan kapal patroli Vietnam dan China di perairan Laut China Selatan pada tahun 2014 silam.


Sumber: South China Morning Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - HANOI. Demi memperkuat posisinya yang menentang klaim China atas Laut China Selatan, pekan lalu AS resmi menandatangani MOU dengan Vietnam yang akan memberikan perlindungan pada para nelayan.

Dalam kesepakatan tersebut, AS siap melindungi nelayan Vietnam dari ancaman kapal patroli China yang kerap kali berlayar di perairan Vietnam. Vietnam sendiri merupakan satu dari empat negara Asia Tenggara yang terlibat perebutan wilayah dengan China di Laut China Selatan.

Mengutip South China Morning Post, pada bulan April lalu sebuah kapal nelayan Vietnam bahkan tenggelam setelah terlibat tabrakan dengan kapal patroli China. Dalam insiden tersebut, kedua negara mengaku sebagai korban dan menyalahkan satu sama lain.

Tidak lama setelah itu, komunitas nelayan Vietnam dan Filipina memprotes larangan penangkapan ikan yang diberlakukan secara sepihak oleh China di wilayah Laut Timur Vietnam.

Baca Juga: Menakar kekuatan angkatan laut China versus AS, siapa yang lebih unggul?

China sendiri mengklaim bahwa larangan yang telah ada sejak 1999 tersebut berlaku pada musim tertentu demi menjaga kelestarian sumber daya perikanan di wilayah tersebut.

Dalam MOU antara AS-Vietnam, AS berjanji akan memperkuat manajemen perikanan Vietnam, kemampuan penegakan hukum serta meningkatkan sistem pengawasan melalui bantuan teknis.

Perjanjian ini juga menjamin kerja sama antara Hanoi dan Washington dalam upaya memerangi penangkapan ikan ilegal dan intimidasi terhadap nelayan secara internasional.

"AS memiliki banyak pengalaman dalam mengelola perikanan dan penegakkan peraturan, dengan senang hati kami akan membagikan pengalaman ini," ungkap duta besar AS untuk Vietnam, Daniel J Kritenbrink, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Meskipun Vietnam sudah mendapatkan jaminan keamanan dari AS lewat kesepakatan tersebut, tetapi mereka masih merasa cukup takut atas ancaman China.

Baca Juga: Sempat bikin tegang, AS lanjutkan latihan dua kapal induknya di Laut China Selatan

Apalagi dalam perjanjian tersebut AS tidak menyinggung apapun terkait perilaku China di Laut China Selatan. Hal ini jelas membuat Vietnam merasa was-was.

Bukan cuma itu, Vietnam juga khawatir jika nanti mereka akan terseret masuk ke dalam perang besar antara AS-China di Laut China Selatan.

"Pemerintah Vietnam masih berpikir bahwa meskipun pernyataan AS bermanfaat bagi mereka (Vietnam), tapi Vietnam berusaha untuk tidak terjebak dalam perang," ungkap Viet Hoang, peneliti dari Ho Chi Minh City University of Law yang fokus mengkaji Laut China Selatan, dikutip dari South China Morning Post.

Menurut Hoang, sikap khawatir ini tidak hanya muncul dari Vietnam saja, tetapi juga dari negara ASEAN lainnya yang bersinggungan dengan China.

Bentuk dukungan AS kepada kapal-kapal nelayan Vietnam juga belum benar-benar jelas. Jeffrey Ordaniel, Direktur Program Kelautan dari Pacific Forum juga menganggap peran AS di Vietnam nanti akan cukup terbatas.

Baca Juga: Bandel, kapal China lagi-lagi langgar batas teritori Jepang

Menurutnya AS hadir di Vietnam hanya untuk membangun kesadaran dalam pentingnya perlindungan maritim serta membantu koordinasi dan komunikasi regional.

"AS mungkin akan meningkatkan kemampuan maritim Vietnam, tapi akan lebih fokus untuk menunjukkan dirinya di perairan Vietnam. Memberi isyarat pada China bahwa mereka sudah hadir," ungkapnya.

Sejak tahun lalu AS memang sudah menunjukkan perhatian lebih kepada Vietnam. Bulan November lalu misalnya, Menteri Pertahanan AS Mark Esper datang langsung ke Vietnam untuk menyerahkan bantuan kapal patroli kepada Vietnam.

Sejak saat itu AS jadi semakin sering menunjukkan kehadirannya di wilayah Laut China Selatan dengan berbagai cara. Termasuk mengirimkan dua unit kapal induk pada awal bulan Juli lalu yang akhirnya membuat Laut China Selatan semakin panas.

Baca Juga: Ikut panaskan suasana, Taiwan gelar latihan militer di Laut China Selatan




TERBARU

[X]
×