Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi
Keputusan Manny Stul meninggalkan bangku sekolah tak pernah disesalinya. Justru tekad yang kuat, menjadi pembuka jalan bagi pria keturunan Polandia ini menjadi pengusaha mainan tersohor di Australia, di bawah bendera Moose. Moose tercatat sebagai perusahaan mainan terbesar keempat di Australia. Sebagai mesin uang, Moose telah mengangkat derajat Stul masuk dalam jajaran miliarder dunia dengan kekayaan sebesar US$ 1,41 miliar.
Manny Stul terlahir dari orangtua Polandia yang selamat dari Holocaust atawa peristiwa genosida terhadap kaum Yahudi pada Perang Dunia II. Pria kelahiran tahun 1948 ini, ikut orangtuanya hijrah ke Australia meninggalkan tanah kelahirannya, yang kala itu sedang dikuasai rezim komunis.
Pada usia tujuh tahun, Stul menetap selama tiga tahun di wilayah pengungsian, berjarak 100 kilometer sebelah utara Perth, Australia. Setelah kondisi ekonomi membaik, keluarga Stul pindah ke Perth.
Saat remaja, mengutip artikel yang ditulis AFR, Stul menolak saran orangtuanya agar masuk ke ke sekolah kedokteran dan pengacara. Hal tersebut karena Stul sudah sejak awal tidak ingin menekuni dua profesi itu.
Tapi asal tahu saja, Stul tergolong anak yang cerdas. Dia berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke sekolah lanjutan. Namun sulit masuk di akal, belakangan Stul justru menolak beasiswa yang sudah dalam genggamannya dan memilih mengembalikan dana beasiswa tersebut.
Lantaran merasa sudah tidak betah duduk di bangku sekolah, dia memutuskan keluar (drop out) dan memilih bekerja sebagai teller bank. Bekerja di sektor perbankan, Stul menyadari bahwa ada potensi bisnis gift, alias kado atau oleh-oleh, yang belum banyak digarap di Australia.
Stul bekerja keras demi membesarkan bisnisnya tersebut di bawah bendera Skansen. Hingga pada tahun 1993, perusahaannya bisa mencatatkan saham di bursa efek Australia.
Mengutip pemberitaan EY.com saat mulai menjalankan bisnisnya tersebut, Stul mengaku tak punya penasihat dan tanpa berbekal pengetahuan yang mendalam. Meski begitu, pengalaman Stul mengembangkan bisnis gift ini ternyata menjadi pintu gerbang bagi kesuksesan yang lebih besar.
Pada tahun 2000, penciuman bisnis Stul beralih pada usaha mainan. Sama seperti kala merintis usaha kado, dia menilai belum banyak orang Australia yang menekuni dan membesarkan bisnis ini. Padahal, Stul melihat potensinya semakin besar, seiring pertumbuhan jumlah masyarakat ekonomi kelas menengah.
Jatuh hati pada bisnis mainan, Stul pun banting stir. Dia menjual Skansen dan fokus ke bisnis baru setelah membeli perusahaan mainan, Moose.
Awalnya, Moose hanya memiliki 10 pegawai. Keandalan Stul membaca peluang usaha dan totalitas dalam membangun bisnis, menyebabkan usaha mainan tersebut membukukan kemajuan pesat. Pasca-16 tahun di bawah kendali Stul, jumlah tenaga kerja Moose bertambah hingga 7.200%.
Tidak hanya itu, perusahaan tersebut bahkan kini menjadi perusahaan mainan terbesar keempat di Australia dan keenam terbesar di Amerika Serikat (AS). Yang jelas, berkat Moose, Stul kini bergelimang harta dengan kekayaan senilai US$ 1,41 miliar.
Beberapa produk mainan berkontribusi terhadap penjualan Moose antara lain Shopkins dan Little Live Pets. Untuk mengembangkan bisnis mainan ini, Stul juga terinspirasi dari beberapa mainan yang saat itu dijual di pusat perbelanjaan Australia.
Layaknya pengusaha lain, jatuh bangun dalam mengembangkan bisnis sudah bukan perkara aneh. Pada tahun 2007, Moose di China terserempet masalah lantaran lengah dalam pengawasan penggunaan bahan baku sehingga berujung pada ancaman kebangkrutan perusahaan ini. Sejumlah anak diberitakan meninggal akibat insiden tersebut .
Tuntutan hukum oleh keluarga korban, menjadi pukulan telak bagi Moose. Namun upaya Stul meyakinkan para kreditur, menyebabkan Moose kembali bisa terus beroperasi.
(Bersambung)