Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Tak hanya itu, nama JD Sports pun semakin mentereng di kalangan olahraga ketika menjadi sponsor dan pemasok utama di beberapa tim sepak bola Inggris pada tahun 2008. Tercatat beberapa nama tim yang disponsori oleh JD Sports, antara lain Bournemouth, Charlton Athletic, Dundee United, Blackpool, Luton Town dan Oldham Athlelic.
Tidak berhenti di sana, pada bulan Mei 2009 JD Sport kembali melakukan aksi korporasi dengan membeli Chausport sebuah perusahaan olahraga yang memiliki 75 toko ritel di Prancis. Dari sana, JD Sports membeli beberapa perusahaan olahraga lain seperti Canterbury, produsen alat rugbi asal Selandia Baru dan Duffer of Saint George serta Kooga Rugby untuk menguasai pasar rugbi.
Teknik bisnis Rubin memang cukup gesit, tidak cukup telah membeli beragam merek dan produsen alat olahraga. Pada tahun 2011 Rubin melalui JD Sports kembali membeli Champion Sports seharga 19,6 miliar, tidak lama berselang di tahun 2012
JD Sports juga membeli Blacks Leisure Group seharga 20 juta. Hanya dalam kurun waktu satu bulan, Februari 2012 perusahaan ini kembali membeli perusahaan fesyen yakni FLY53 yang bergerak di segmen pakaian sehari-hari alias streetwar, namun mengenai besaran harga pembelian FLY53 sampai saat ini tidak disebutkan.
Masih di tahun 2012, JD Sports kembali mencaplok 40% saham perusahaan ritel bidang fesyen Tessuti, yang pada akhirnya secara penuh dimiliki di tahun 2016. Lewat segelintir aksi korporasi, JD Sports berhasil membukukan kinerja baik, terbukti dari perolehan laba bersih di tahun 2017 yang menembus 184,6 juta.
Sat ini Rubin melalui Pentland Group tercatat masih memiliki total saham sebesar 58% JD Sports sekaligus menjadi pengendali di perusahaan tersebut.
(Bersambung)