kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Miliarder termuda di Tiongkok lewat bisnis e-commerce (1)


Rabu, 29 Agustus 2018 / 14:23 WIB
Miliarder termuda di Tiongkok lewat bisnis e-commerce (1)
ILUSTRASI. FENOMENA - Collin Huang


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

Tiongkok mencetak cukup banyak perusahaan e-commerce raksasa yang mendominasi perdagangan online dunia. Alibaba menjadi contoh manis perjalanan e-commerce yang sukses di negara itu. Bahkan, Alibaba mampu mendorong e-commerce lain bermunculan. Salah satu e-commerce yang ikut menyesap gurihnya pasar ini adalah Pinduoduo. Perusahaan ini membawa Colin Huang menjadi miliarder termuda di Tiongkok dengan kekayaan US$ 8,93 miliar.

Tren e-commerce beberapa tahun terakhir memunculkan milliader baru. Tak hanya Jack Ma dengan Alibaba dan Jeff Bezos dengan Amazon.com, beberapa miliader baru seperti Colin Huang juga sukses lewat bisnis e-commerce yang berkembang di China.

Satu tambang emas yang dimiliki pria kelahiran tahun 1980 asal Tiongkok ini adalah kepemilikan 47% saham di perusahaan e-commerce Pinduoduo. Huang merupakan founder dan juga chief executive officer (CEO) di perusahaan tersebut.

Pinduoduo adalah platform e-commerce China yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam transaksi pembelian grup, sebagian besar melalui aplikasi WeChat milik Tencent Holdings Ltd., sebuah perusahaan media sosial dan game terbesar China. Tencent kini merupakan investor utama Pinduoduo.

Valuasi Pinduoduo saat ini sebesar US$ 14 miliar. Dengan valuasi ini, Huang tak hanya berhasil menduduki daftar 164 orang kaya di dunia tetapi juga masuk ke kelompok 13 orang terkaya di Tiongkok dengan nilai kekayaan US$ 8,93 miliar.

Majalah Forbes juga menobatkan pria berusia 38 tahun ini sebagai taipan termuda di bisnis teknologi di Tiongkok. Sebelum mendirikan Pinduoduo, Huang tercatat sebagai pendiri perusahaan startuup Ouku.com.

Di Tiongkok, Colin Huang dikenal karena ikut andil dalam ekspansi Google di negeri Tirai Bambu ini. Sebelum memutuskan sebagai pengusaha di bidang teknologi, Huang merupakan insinyur peranti lunak Google.

Meski baru berdiri pada tahun 2015, perkembangan bisnis Pinduoduo sangat pesat. Baru dua tahun berdiri, pada akhir 2017, perusahaan ini mencatat keuntungan sebesar US$ 278 juta.

Sampai kuartal 1 2018, Pinduoduo mencatat laba bersih sebesar US$ 220 juta. Meskipun mencatat pendapatan yang cukup besar Pinduoduo tercatat masih mencatat kerugian sebesar US$ 10 juta.

Perusahaan ini memutuskan untuk mencatatkan diri sebagai perusahaan terbuka lewat initial public offering (IPO) di bursa efek NASDAQ Amerika Serikat (AS) pada Juli 2018. Dalam IPO tersebut Pinduoduo berhasil mengumpulkan dana sebesar US$ 1,6 miliar. Valuasi Pindouduo dalam IPO saat ini sebesar US$ 24 miliar dengan berhasil menarik 200 juta pengguna aktif per bulan.

Perusahaan e-commerce besutan Colin ini menyasar masyarakat berpenghasilan menengah bawah di kota-kota kecil di China. Karena itu Pinduoduo menjalankan strategi dengan menetapkan harga produk lebih rendah dari kompetitor. Sebab pangsa pasar ini cukup sensitif dengan harga. Ini membuat volume penjualan kotor perusahaan ini melebihi 100 miliar yuan (US$ 14,98 miliar) pada tahun lalu.

Selain itu strategi pemasaran yang dijalankan Pinduoduo cukup unik yaitu berusaha menciptakan pembelian secara kelompok. Pada prinsipnya Huang ingin agar orang atau kelompok orang bisa berbelanja di Pinduoduo dengan senang.

Selain itu, jika kelompok ini membeli dengan jumlah yang banyak maka akan ada diskon atau potongan harga khusus yang diberikan.

Meskipun sudah mencatatkan diri di bursa efek NASDAQ AS, Huang tidak lantas berpuas diri. Hal ini karena Pinduoduo harus bersiap menghadapi kompetisi dengan pemain lama yang kuat seperti Alibaba dan JD.com.

Selain dari IPO, Pinduoduo telah berhasil mengumpulkan pendanaan dari beberapa investor ternama dunia. Venture capital kelas dunia yang sudah masuk ke perusahaan itu seperti Sequoia dari Tiongkok, Banyan Partners Funds dan Tencent. Mengutip Majalah Forbes, pemegang saham mayoritas Pinduoduo selain Huang adalah Tencent sebesar 17%.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×