kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.706.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.340   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.618   86,45   1,32%
  • KOMPAS100 963   10,57   1,11%
  • LQ45 753   6,24   0,83%
  • ISSI 204   3,07   1,52%
  • IDX30 391   2,33   0,60%
  • IDXHIDIV20 475   7,20   1,54%
  • IDX80 109   1,13   1,05%
  • IDXV30 113   2,27   2,05%
  • IDXQ30 129   1,02   0,80%

Militer Myanmar mulai terjunkan kendaraan lapis baja untuk meredam demonstran


Senin, 15 Februari 2021 / 11:50 WIB
Militer Myanmar mulai terjunkan kendaraan lapis baja untuk meredam demonstran
ILUSTRASI. Kendaraan lapis baja militer Myanmar melintas di jalanan kota Yangon, Myanmar, 14 Februari 2021.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - YANGON. Sejumlah kendaraan lapis baja mulai diterjunkan militer Myanmar menyusul demonstrasi besar-besaran di beberapa kota besar di Myanmar. Hari ini, Senin (15/2), pihak militer juga memutus akses internet.

Dilansir dari Reuters, pihak kepolisian melepaskan tembakan untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berkumpul di lokasi pembangkit listrik wilayah Myanmar utara.

Tidak hanya demonstrasi besar-besaran di berbagai kota, militer Myanmar yang kini berkuasa juga harus menghadapi aksi mogok kerja yang dilakukan oleh pegawai pemerintah. Hal ini secara praktis melumpuhkan banyak fungsi pemerintahan.

Pada Minggu (14/2) malam, kendaraan lapis baja muncul di kota Yangon, Myitkyina dan Sittwe. Ini merupakan peluncuran kendaraan lapis baja berskala besar pertama sejak kudeta terjadi awal bulan ini.

Baca Juga: Terus sebarkan informasi palsu, Facebook kurangi distribusi konten militer Myanmar

Hari ini, lebih dari selusin truk polisi dengan empat kendaraan meriam air dikerahkan di dekat Pagoda Sule di pusat Yangon. Selama ini Pagoda Sule menjadi salah satu lokasi utama unjuk rasa di Yangon.

Reuters mengabarkan, penduduk Myanmar mulai melaporkan adanya gangguan inernet pada hari Senin dini hari. Disebutkan bahwa keempat jaringan telekomunikasi yang tersedia tidak bisa diakses.

Saat ini tentara semakin aktif melakukan penangkapan kepada pengunjuk rasa setiap hari, setelah pada hari Sabtu (13/2) diberikan kekuasaan untuk menahan orang dan menggeledah properti pribadi.

Kedutaan besar negara-negara barat, mulai dari Uni Eropa, Inggris, Kanada, serta 11 negara lainnya, pada hari Minggu mengeluarkan pernyataan bersama meminta para tentara untuk menahan diri melakukan kekerasan terhadap demonstran dan warga sipil.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar melaporkan bahwa hingga saat ini setidaknya 400 orang telah ditahan sejak kudeta.

Selanjutnya: Aksi demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar terus berlanjut



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×