Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Sebagai paus non-Eropa pertama dalam hampir 13 abad, Paus Fransiskus selama 12 tahun kepemimpinannya berupaya membentuk kembali Gereja Katolik Roma. Ia berpihak pada kaum miskin dan terpinggirkan, serta mendesak negara-negara kaya untuk membantu para migran dan menangani perubahan iklim.
Dalam ringkasan resmi kepausannya yang ditulis dalam bahasa Latin dan ditempatkan di samping jenazahnya disebutkan, *"Fransiskus meninggalkan semua orang kesaksian yang luar biasa tentang kemanusiaan, tentang kehidupan yang suci, dan tentang peran sebagai ayah yang universal."*
Namun, sebagian umat dari aliran tradisional menentang upaya Fransiskus untuk membuat Gereja lebih transparan. Permohonannya untuk mengakhiri konflik, perpecahan, dan kapitalisme yang merajalela pun sering kali tidak diindahkan.
Meninggalkan Tradisi
Semasa hidup, Paus Fransiskus menolak banyak kemegahan dan hak istimewa yang biasa melekat pada jabatan kepausan. Ia juga menulis ulang upacara pemakaman agar lebih sederhana, berbeda dari ritual panjang dan rumit yang sebelumnya digunakan.
Fransiskus memilih untuk tidak menggunakan tiga peti mati bertingkat—dari kayu cemara, timah, dan kayu ek—yang menjadi tradisi berabad-abad. Sebagai gantinya, ia dimakamkan dalam satu peti mati kayu berlapis seng yang telah disegel pada malam sebelumnya.
Baca Juga: Vatikan: Upacara Pemakaman Paus Fransiskus Akan Dilakukan Secara Sederhana
Melanggar tradisi lain, Paus Fransiskus menjadi paus pertama dalam lebih dari satu abad yang dimakamkan di luar Vatikan. Ia memilih Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, sekitar 5,5 kilometer dari Basilika Santo Petrus, sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.
Makamnya sederhana, hanya bertuliskan "Franciscus", nama Latinnya, di bagian atas. Di atas lempengan marmer tergantung replika salib besi sederhana yang biasa ia kenakan di leher.
Iring-iringan mobil jenazah membawa peti Fransiskus melewati kota, memberi kesempatan kepada warga Roma untuk memberikan penghormatan terakhir.
Italia mengerahkan salah satu operasi keamanan terbesar sejak pemakaman Yohanes Paulus II. Wilayah udara di atas Roma ditutup, pasukan tambahan dikerahkan, serta rudal antipesawat dan kapal patroli disiagakan.
Baca Juga: Paus Fransiskus Pecah Tradisi, Pilih Dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore
Setelah pemakaman, perhatian beralih pada proses pemilihan pengganti Paus.
Konklaf rahasia kemungkinan tidak akan dimulai sebelum 6 Mei, dan mungkin berlangsung beberapa hari setelahnya, untuk memberi waktu para kardinal mengadakan pertemuan rutin guna membahas kondisi Gereja, yang tengah menghadapi masalah keuangan dan perpecahan ideologis.