Sumber: CNN | Editor: Noverius Laoli
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kala itu memamerkan dokumen yang diklaim sebagai salinan 55.000 halaman informasi nuklir dan ribuan file digital.
Meskipun pejabat Iran menyebut aksi itu “kekanak-kanakan” dan “menggelikan”, keberhasilan pencurian tersebut memperkuat keyakinan Israel atas kemampuan Mossad beroperasi di jantung Iran.
Operasi ini bahkan mendorong pemerintahan Presiden Donald Trump kala itu untuk menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir JCPOA.
Pada November 2020, Israel juga diyakini berada di balik pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, kepala ilmuwan nuklir Iran, menggunakan senapan mesin kendali jarak jauh ketika ia berada di dalam mobil antipeluru bersama istrinya.
Operasi ini menunjukkan pengetahuan mendalam Mossad terhadap kebiasaan dan pola hidup targetnya.
Baca Juga: Israel Dirumorkan Bakal Serang Iran pada Pertengahan Tahun 2025
Meski Mossad berkali-kali melakukan operasi di dalam Iran, negara tersebut belum menunjukkan keberhasilan dalam menghalau atau mencegahnya.
Menurut Ram Ben Barak, mantan wakil direktur Mossad, keberhasilan terus-menerus badan intelijen ini disebabkan oleh lemahnya dukungan rakyat terhadap rezim Iran serta profesionalisme tinggi dari agen-agen Israel.
Baru-baru ini, setelah pecahnya konflik di Gaza, Israel membunuh pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di pusat kota Teheran.
Menurut sumber yang mengetahui operasi tersebut, Mossad menanam alat peledak di wisma tempat Haniyeh menginap. Bom itu disembunyikan di dalam kamar selama dua bulan dan diledakkan dari jarak jauh saat Haniyeh sudah berada di dalam ruangan.