kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mulai tergiur cuan bisnis properti (4)


Minggu, 29 September 2019 / 09:30 WIB
Mulai tergiur cuan bisnis properti (4)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Ketertarikan Lim Wee Chai terhadap bisnis properti membuatnya memutuskan masuk menjadi investor di salah satu pengembang terbaik di Malayasia. Ia mencaplok saham Tropicana Corp sebanyak 10,24% pada tahun 2017 dan berkomitmen membawa perusahaan properti itu semakin kompetitif. Ia memanfaatkan berbagai akses yang sudah ia miliki baik di dalam negeri maupun di luar negeri saat membangun bisnis sarung tangan karet.

LIM Wee Chai sukses menjadi taipan di Negeri Jiran berkat bisnis sarung tangan karet yang ia rintis sejak tahun 1991 kala dirinya masih berusia 32 tahun.

Selama puluhan tahun, dia hanya fokus pada satu bisnis itu saja yang digarapnya lewat bendera Top Glove. Seluruh pundi-pundi kekayaannya yang menurut catatan Forbes mencapai US$ 1,2 miliar, berasal dari sarung tangan itu.

Dengan rekam jejak yang sudah cukup panjang di industri sarung tangan, Lim aktif berorganisasi dan sosialisasi terkait industri itu di Malaysia. Dia menjabat sebagai Presiden Asosiasi Produsen Sarung Tangan Karet Malaysia (Margma) dari tahun 1997 hingga 1999. Sebelum itu, dia menjabat sebagai Wakil Presiden, Sekretaris Kehormatan dan Bendaharawan Margma selama tujuh tahun terakhir.

Meskipun Lim dikenal berhubungan dengan industri sarung tangan, rupanya ia juga memiliki ketertarikan di bisnis lain yakni properti. Ketertarikan itulah yang akhirnya memutuskan pria lulusan master Administrasi Bisnis dari Sul Ross State University Texas ini untuk mencaplok saham 10,24 % saham Tropicana Corp Bhd pada tahun 2017 senilai RM 139,6 juta

Tropicana merupakan developer Malaysia yang didirikan oleh pengusaha Danny Tan. Pengembang ini terkenal sebagai pengembang proyek-proyek premium yang menjadi lokasoitempat tinggal orang-orang kaya. Salah satunya di Damansara, kawasanLim kebetulan bertempat tinggal. Perusahaan ini masuk dalam 10 besar developer di Negeri Jiran.

Lim melihat Tropicana membuktikan dirinya dengan memberikan proyek ikonik berkualitas tinggi kepada pelanggannya. Dengan pengalaman bisnis baik dalam kontak regional maupun internasional, dia berharap dapat berkontribusi secara positif dalam meningkatkan Tropicana ke depan.

Minat Lim dalam real estat sebetulnya sudah diumumkan pada tahun 2013 ketika taipan itu bersama dengan Top Glove membeli sayap timur properti The Icon dekat Jalan Tun Razak, Kuala Lumpur seharga RM 226 juta. Pembelian melalui perusahaan investasi, Value Add Sdn Bhd. Lim mengendalikan 68% saham perusahaan investasi itu dan Top Glove memiliki 27%.

Lim berharap dapat bekerja sama dengan manajemen Tropicana dalam menegakkan kejujuran, integritas dan transparansi untuk meningkatkan tata kelola perusahaan. Lalu membawa perusahaan semakin kompetitif.

Dengan investasinya di Tropicana, peluang bertambahnya kekayaan Lim kian besar. Maklum bisnis property di Malaysia juga terus berkembang. Sementara bisnis sarung tangan karet Top Glove juga masih mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun sejalan dengan ekspansi yang terus dilakukan perusahaan.

Saat ini total produksi Top Glove sudah lebih dari 60 miliar lembara sarung tangan per tahun. Perusahaan ini menargetkan kapasitas produksinya bisa mencapai 83,3 miliar pada tahun 2020. Rata-rata per tahun, produsen sarung tangan karet terbesar di dunia ini menyerap belanja modal sekitar RM 400 juta.

Top Glove masih berencana untuk menambah pabrik hingga ke berbagai negara. Saat ini, total pabrik perusahaan tersebut sudah mencapai 42, yang tersebar di Malaysia, Thailand, dan China.

Kesuksesan Lim sebagai pengusaha telah menempatkannya memiliki posisi mentereng di berbagai asosiasi. Selain asosiasi produsen sarung tangan, ia pernah menjabat sebagai Direktur Asosiasi Industri Medis Malaysia (AMMI) pada 1998, Wakil Presiden Nasional Federasi Produsen Malaysia (FMM) pada 2013 dan Presiden FMM pada 2016-2017.

(Selesai)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×