kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.555.000   9.000   0,58%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

NATO Tidak Akan Dukung Target Belanja Pertahanan Trump, Tapi Akan Naikkan Target


Jumat, 10 Januari 2025 / 20:24 WIB
NATO Tidak Akan Dukung Target Belanja Pertahanan Trump, Tapi Akan Naikkan Target
Presiden terpilih AS Donald Trump pada Selasa lalu mengusulkan agar anggota NATO meningkatkan belanja pertahanan hingga 5% PDB.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  BRUSSELS. NATO tidak akan menyetujui usulan Donald Trump mengenai peningkatan signifikan dalam anggaran pertahanan, tetapi diperkirakan akan menyepakati target baru yang lebih tinggi dari 2% produk domestik bruto (PDB) saat ini, menurut pejabat dan analis.  

Presiden terpilih AS tersebut pada Selasa lalu mengusulkan agar anggota NATO meningkatkan belanja pertahanan hingga 5% PDB. Usulan ini jauh lebih tinggi dari target 2% saat ini, yang bahkan belum dipenuhi oleh negara anggota mana pun, termasuk Amerika Serikat.  

Komentar Trump dalam konferensi pers tersebut—yang juga menyinggung isu Greenland, Kanada, dan Panama—mengingatkan kembali pada fokusnya terhadap belanja pertahanan NATO selama masa jabatan pertamanya. Ia bahkan mengancam untuk tidak melindungi sekutu yang gagal memenuhi target.  

Baca Juga: Diunduh 20 Ribu Kali, Aplikasi Master Bagasi Dukung Kebutuhan Belanja di 90 Negara

Pejabat NATO sepakat bahwa belanja pertahanan perlu ditingkatkan. Namun, mereka menolak target 5% karena dianggap tidak realistis secara politik dan ekonomi, mengingat tambahan dana yang dibutuhkan mencapai ratusan miliar dolar.  

Meski demikian, target baru kemungkinan akan disepakati pada pertemuan puncak NATO di Den Haag, Juni mendatang. Hal ini didorong oleh kekhawatiran akan potensi serangan Rusia terhadap anggota NATO setelah Ukraina, serta tekanan dari Trump.  

Target Baru di Tengah Perdebatan  

Para pejabat memperkirakan target baru berkisar di angka 3% PDB, meski pencapaian target ini pun sulit bagi banyak negara. Saat ini, delapan anggota NATO belum mencapai target 2% yang ditetapkan satu dekade lalu.  

“Itu tampaknya akan ada perubahan,” kata Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto. “Namun, saya rasa bukan 5%, karena tidak mungkin bagi hampir semua negara. Tapi lebih dari 2%, yang bahkan sulit kami capai sekarang.”  

Baca Juga: Target Pendapatan APBN 2025 Naik, Belanja Negara Didorong Lebih Berkualitas

Italia, misalnya, hanya mengalokasikan sekitar 1,5% PDB untuk anggaran pertahanan, sedangkan Polandia, yang berbatasan dengan Ukraina, menjadi negara anggota dengan belanja pertahanan tertinggi, mencapai 4,12% pada 2023. 

Secara keseluruhan, NATO memperkirakan anggaran pertahanan gabungan anggotanya mencapai US$ 1,474 triliun pada 2024.  

Beberapa analis melihat usulan Trump sebesar 5% sebagai taktik negosiasi untuk memulai pembahasan dan memperkirakan ia mungkin puas dengan target mendekati 3%. Selama kampanye pemilihan presiden AS, Trump mengusulkan target 3%, yang berarti peningkatan sekitar 30% bagi sebagian besar negara NATO.  

Kendala Finansial dan Politik

Kendati perang Rusia di Ukraina telah mendorong Eropa meningkatkan belanja pertahanan, target baru tetap menjadi tantangan besar. 

Dengan keuangan publik yang ketat dan anggaran pertahanan yang kurang populer secara politik, sulit bagi banyak negara untuk memenuhi tambahan belanja yang dibutuhkan.  

Fenella McGerty, pakar ekonomi pertahanan dari International Institute for Strategic Studies, menyatakan peningkatan belanja yang ada memang signifikan, tetapi akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum target baru dapat tercapai.  

Baca Juga: Sejumlah Calon Pejabat Pemerintahan Trump Jadi Target Ancaman Bom dan "Swatting"

“Bahkan jika pertumbuhan belanja Eropa terus luar biasa, lebih dari 10% secara riil pada 2024, tetap akan butuh 10 tahun untuk mencapai 3% PDB,” katanya.  

Namun, banyak negara Eropa menyadari pentingnya meningkatkan kapasitas pertahanan demi mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat. Beberapa, seperti Prancis dan negara-negara Baltik, mendorong pinjaman bersama Uni Eropa untuk mendanai belanja pertahanan.  

Kemandirian Pertahanan Eropa

Untuk lebih mandiri, sekutu Eropa perlu mengembangkan kemampuan yang selama ini disediakan oleh AS, seperti pengisian bahan bakar udara, transportasi militer berat, dan peperangan elektronik. 

Hal ini membutuhkan anggaran besar, kata Camille Grand, mantan pejabat tinggi NATO untuk investasi pertahanan.  

Marie-Agnes Strack-Zimmermann, Ketua Subkomite Pertahanan Parlemen Eropa, menekankan bahwa peningkatan belanja diperlukan, tetapi negara-negara Eropa tidak boleh terburu-buru menetapkan angka yang sembarangan.  

Baca Juga: Calon Direktur FBI Pilihan Donald Trump Jadi Target Serangan Siber Peretas Asal Iran

“Kita perlu mengalokasikan lebih banyak dana, tetapi tidak boleh membiarkan Trump membuat kita kehilangan akal,” katanya.

Selanjutnya: Xiaomi Konfirmasi Iconic Come Back RedmiNote14 Series bersama Rich Brian di Indonesia

Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart Periode 10-13 Januari 2025, Anggur Hijau Diskon Rp 17.000



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×