Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
Tetapi pengakuan dunia internasional ini tetap dingkari oleh Amerika Serikat, negara yang juga menjadi basis bisnis dari Apple dan Google.
Google sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar Independent tentang tuduhan terbaru. Namun ada bagian dari situs webnya menjelaskan batas-batas yang disengketakan, tanpa secara khusus merujuk pada peta Palestina dan Israel.
“Batas yang disengketakan ditampilkan sebagai garis abu-abu putus-putus. "
Seperti kita tahu Israel merebut dan menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Dataran Tinggi Golan sejak perang 1967. Namun pada 2005 Israel menegaskan bahwa mereka tidak lagi menduduki Gaza setelah membongkar permukiman pada tahun 2005.
Hanya saja Israel tetap memegang kendali signifikan atas wilayah udara dan perbatasan wilayah pesisir, Gaza masih diklasifikasikan sebagai tanah yang ditempati oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Kelompok pemantau mengatakan ada lebih dari 130 permukiman Israel di Tepi Barat, meskipun dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Isu penghapusan nama Palestina di Peta Google Maps dan Apple Maps ini pernah muncul pada tahun 2016 silam.
Isu itu mendorong masyarakat dunia membuat sebuah petisi Change.org agar Google membubuhkan label Palestina di petanya. Petisi itu juga menambahkan bahwa "dua pendiri Google memiliki hubungan dekat dengan Israel dan para pemimpinnya."
Petisi ‘Google: Letakkan Palestina di Peta Anda!’ tetap aktif dan hingga sekarang dan telah menerima lebih dari 800.000 tanda tangan.