kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai Pasar Saham Apple Turun di Bawah US$ 2 Triliun


Rabu, 04 Januari 2023 / 06:01 WIB
Nilai Pasar Saham Apple Turun di Bawah US$ 2 Triliun
ILUSTRASI. Penurunan harga saham Apple membuat kapitalisasi pasar mengecil menjadi US$ 1,99 triliun.


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Nilai pasar saham Apple Inc menyusut tajam pada Selasa (3/1) setelah penurunan tajam tahun lalu. Nilai pasar saham Apple turun ke bawah US$ 2 triliun untuk pertama kalinya sejak Maret 2021. Aksi jual terjadi setahun setelah produsen iPhone ini menjadi perusahaan pertama yang mencapai tonggak kapitalisasi pasar US$ 3 triliun.

Harga saham Apple turun 3,7% menjadi US$ 125,07 setelah analis Exane BNP Paribas Jerome Ramel menurunkan peringkat Apple menjadi netral dari outperform. BP Paribas memangkas target harga saham Apple  menjadi US$ 140 dari US$ 180, menurut Refinitiv Eikon.

Ekonomi global yang melambat dan inflasi yang tinggi dapat mengganggu permintaan perangkat Apple. Nikkei melaporkan, mengutip pemasok yang tidak disebutkan namanya, bahwa Apple telah memberi tahu pemasok untuk memproduksi lebih sedikit suku cadang untuk ear bud, jam tangan, dan laptop.

Penurunan harga saham Apple membuat kapitalisasi pasar mengecil menjadi US$ 1,99 triliun.

Baca Juga: Wall Steet Mengawali Tahun 2023 Dengan Penurunan, Harga Saham Apple, Tesla Jeblok

Ramel memangkas target pengiriman iPhone untuk tahun fiskal 2023 menjadi 224 juta unit dari 245 juta unit. Penurunan ini mencerminkan masalah rantai pasokan dari produsen Foxconn dan konsumen yang mengurangi pengeluaran untuk ponsel kelas atas.

Pada harga saham Apple saat ini, nilai perusahaan berada tepat di atas Microsoft Corp, senilai sekitar US$ 1,8 triliun.

Dengan kekhawatiran investor tentang permintaan konsumen, analis rata-rata memperkirakan Apple melaporkan penurunan 1% pada pendapatan kuartal Desember dalam beberapa minggu mendatang, menurut Refinitiv. Jika prediksi benar, maka ini akan menandai penurunan pendapatan kuartalan pertama Apple sejak kuartal Maret 2019.

"Apple cenderung condong ke pelanggan perangkat konsumen kelas atas tetapi bahkan demografis ini mungkin terpengaruh oleh tingginya harga secara umum," kata Kim Forrest dari Bokeh Capital Partners kepada Reuters.

Baca Juga: 2022 Tahun Terburuk Bagi Tesla, Elon Musk Kehilangan Uang Rp 3.100 Triliun

Aksi jual tajam tahun lalu di Wall Street menekan saham-saham teknologi kelas berat. Investor yang khawatir akan kenaikan suku bunga membuang saham dengan valuasi tinggi.

Nilai pasar saham gabungan Apple, Microsoft, Amazon.com Inc, Alphabet Inc, dan Meta Platforms sekarang menyumbang sekitar 18% dari S&P 500, turun dari 24% pada tahun 2020.

Bahkan setelah penurunan 27% tahun lalu, saham Apple telah memberikan return yang luar biasa kepada pemegang saham jangka panjang. Investor yang membeli dan memegang saham Apple ketika salah satu pendiri Steve Jobs meluncurkan iPhone pada tahun 2007 telah menikmati keuntungan lebih dari 4.000%, tidak termasuk dividen, dibandingkan dengan keuntungan 180% di S&P 500 selama periode yang sama.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×