Sumber: Bloomberg |
WASHINGTON. Presiden terpilih Barack Obama kemungkinan meminta Kongres tahun depan agar menyetujui rencana stimulus sekitar US$ 850 miliar, jumlah yang setara dengan perekonomian AS yang terjungkal akibat resesi. Hal ini diungkapkan oleh penasihat presiden terpilih.
Tim transisi Obama percaya bahwa nilai US$ 850 miliar itu sangat diperlukan untuk menahan tingkat pengangguran yang kian meningkat.
Proposal terakhir yang beredar di Kongres, Obama menyusun paket yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan jalanan, jembatan dan infrastruktur lain di AS yang selama ini sudah hancur. Kemungkinan, proposal ini juga termasuk bantuan pemerintah untuk para penganggur dan program kesehatan, sekaligus insentif seperti pajak untuk mempromosikan energi yang terbarukan.
Presiden terpilih ingin membuka 2,5 juta lapangan pekerjaan selama dua tahun ke depan. Seiring tingkat pengangguran yang meningkat, sejumlah pihak memperkirakan keterpurukan akan terus berlanjut, dan para ekonom sempat menyebut program ini membutuhkan dana sebesar US$ 1 triliun. Beberapa ekonom ini di antaranya Kenneth Rogoff, profesor di Harvard University yang juga memberi sumbangan nasihat untuk kandidat presidensial partai Republik,
John McCain, dan juga Joseph Stiglitz, pemenang Nobel Prize yang meladeni Presiden Bill Clinton di Gedung Putih.
Obama memang bertemu dengan sejumlah penasihat ekonomi kawakan AS minggu ini, termasuk bakal calon Treasury secretary, Timothy Geithner, dan direktur White House National Economic Council, Lawrence Summers. Laura Tyson, penasihat Obama mengatakan bahwa untuk paket ini mereka membutuhkan biaya sebesar US$ 900 miliar.