Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Omnicom akan memberhentikan lebih dari 4.000 karyawan dan menggabungkan sejumlah merek agensi periklanan ternama menyusul akuisisi perusahaan sebesar US$ 13 miliar terhadap pesaingnya, Interpublic Group (IPG). Langkah ini diungkapkan dalam wawancara dengan jajaran eksekutif Omnicom yang dilaporkan Financial Times, Senin.
Industri periklanan kini menghadapi tekanan besar seiring perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang mulai mengambil alih proses kreatif, sementara raksasa teknologi seperti Meta mempermudah bisnis dalam memproduksi iklan secara cepat dan masif.
Akuisisi IPG oleh Omnicom menjadi strategi penting untuk merebut kembali momentum di tengah persaingan ketat dari perusahaan raksasa asal Prancis, Publicis, serta WPP dari Inggris.
Baca Juga: Baidu PHK Besar-besaran di Tengah Persaingan AI dan Penurunan Pendapatan Iklan
Omnicom belum memberikan komentar resmi ketika dimintai tanggapan oleh Reuters. Menurut laporan tersebut, agensi kreatif legendaris DDB yang berdiri sejak 1949 serta agensi pemasaran kreatif MullenLowe akan dilebur ke dalam jaringan TBWA milik Omnicom.
Sementara itu, FCB, salah satu jaringan agensi global terbesar milik IPG dengan sejarah sejak 1873, akan digabungkan ke dalam BBDO.
CEO Omnicom John Wren mengatakan lebih dari 4.000 posisi akan dipangkas sebagai bagian dari integrasi dengan IPG, terutama pada fungsi administrasi, meski beberapa posisi kepemimpinan juga terdampak. Wren, yang akan tetap menjabat sebagai ketua dan CEO entitas gabungan tersebut, menyebutkan manfaat finansial dari merger ini akan melampaui proyeksi awal penghematan biaya sebesar US$ 750 juta per tahun.
Para eksekutif perusahaan menambahkan pemangkasan tenaga kerja ini perlu dilihat dalam konteks restrukturisasi serupa yang juga terjadi di perusahaan pesaing seperti WPP, yang diperkirakan akan melakukan PHK di bawah kepemimpinan CEO baru, Cindy Rose.
Baca Juga: Gelombang PHK Melanda AS: Cek Daftar Perusahaan yang Baru PHK Ribuan Karyawan
Interpublic Group tercatat telah memberhentikan sekitar 3.200 karyawan dalam sembilan bulan pertama tahun 2025, menurut dokumen regulasi. Sementara Omnicom pada tahun lalu memangkas sekitar 3.000 karyawan sehingga total stafnya menjadi sekitar 75.000 orang.
Reuters menyatakan tidak dapat memverifikasi laporan Financial Times secara independen.













