Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproyeksikan, permintaan minyak mentah tahun depan rata-rata sebesar 29,58 juta barel per hari.
Angka itu lebih rendah dari produksi OPEC selama Oktober tahun ini yang rata-rata mencapai 29,74 juta barel per hari. Tapi, sedikit lebih tinggi dari November sebesar 29,55 juta barel per hari.
OPEC memang memompa minyak lebih sedikit di November lantaran pada bulan-bulan sebelumnya mereka memproduksi emas hitam lebih banyak.
Baca Juga: Kenaikan harga minyak masih tertahan negosiasi dagang AS-China
"Perlambatan perdagangan global kemungkinan telah mencapai titik terendah, dan sekarang tren negatif dalam produksi yang terlihat pada 2019 diperkirakan akan berbalik pada 2020," kata OPEC dalam laporannya yang terbit Rabu (11/12) seperti dikutip Reuters.
OPEC, Rusia, dan negara produsen minyak lainnya, kelompok yang populer dengan seutan OPEC+, sejak 1 Januari 2019 lalu sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari untuk mendukung pasar.
Pada pertemuan minggu lalu, OPEC+ menyetujui pengurangan lebih lanjut sebesar 500.000 barel per hari mulai 1 Januari 2020.
Pada November lalu, produksi OPEC turun 193.000 barel per hari menjadi 29,55 juta barel per hari, lantaran Arab Saudi memangkas pasokan.
Baca Juga: Tren Harga Minyak Masih Bearish, Ini Penyebab dan Proyeksinya
Arab Saudi mengatakan kepada OPEC, mereka melakukan pengurangan pasokan lebih dari 400.000 barel per hari bulan lalu. Arab Saudi meningkatkan produksi pada Oktober setelah serangan terhadap fasilitas minyaknya di September memangkas lebih dari setengah produksi.
Nah, kalau OPEC terus memompa minyak dalam jumlah yang sama seperti November hingga tahun depan, maka ada defisit sebesar 30.000 barel per hari. Sebab, permintaan lebih tinggi dari produksi.
Harga minyak sendiri stabil setelah rilis laporan OPEC, diperdagangkan mendekati US$ 64 per barel. Angka ini ada pada level yang menurut beberapa pejabat OPEC mereka sukai.